AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Seorang pejabat senior militer Inggris menyatakan dalam wawancara dengan The Telegraph bahwa negaranya telah kehabisan senjata dan peralatan militer untuk dikirimkan ke Ukraina.
Perwira yang tidak disebutkan namanya itu menyebut bahwa Kyiv membutuhkan lebih banyak aset pertahanan udara dan amunisi artileri dalam berperang melawan pasukan Rusia.
“Sayangnya Inggris telah kehabisan semua itu, Kami telah memberikan sebanyak yang kami mampu,” ujarnya.
Dia menambahkan, Inggris seharusnya tidak berkewajiban mengirim paket bantuan militer senilai miliaran dolar ke Ukraina.
Ia menentang rekomendasi mantan Menteri Pertahanan Inggris Ben Wallace yang memberikan tambahan 2,3 miliar pound (2,8 miliar AS) kepada Kyiv.
“Memberikan miliaran lebih banyak tidak berarti memberikan miliaran perlengkapan Inggris,” jelasnya.
Terlepas dari pernyataannya, pejabat tersebut mengatakan bahwa Inggris akan terus menyediakan peralatan untuk sekutunya di Eropa guna melawan agresi Rusia.
Inggris merupakan donor terbesar kedua dalam bantuan militer kepada Ukraina dengan total bantuan sebesar 2,3 miliar pound (2,8 miliar USD) pada tahun lalu.
Hal ini terjadi setelah Amerika Serikat menyumbangkan lbantuan ebih dari 75 miliar USD kepada Ukraina.
Militer Inggris telah mengirimkan kendaraan lapis baja, senjata anti-tank, sistem rudal, dan perangkat keras militer lainnya untuk mendukung serangan balasan Kyiv yang sedang berlangsung.
Selain itu, lebih dari 23.000 tentara Ukraina telah menerima pelatihan tempur di pangkalan militer di seluruh Inggris sejak Februari 2022.
Inggris juga telah menyumbangkan lagi 14 tank Challenger 2 ke Ukraina, dan mungkin tidak akan dapat menyumbangkannya lebih banyak dalam beberapa bulan mendatang.
Angkatan Darat Inggris dilaporkan memiliki 227 tank Challenger, namun hanya 157 di antaranya yang siap melakukan operasi dalam waktu 30 hari.
-JDN-
Ternyata NATO senjata terbatas sehingga tidak bisa perang jangka panjang, padahal Rusia belum banyak disuplai China, Korut maupun Iran.