AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Dalam seminggu terakhir pada bulan September, serangan udara militer Rusia kembali dilakukan terhadap target-target militer Ukraina. Salah satu serangan Angkatan Udara Rusia ini diungkapkan oleh lembaga think tank Rusia, Rybar, yang menyoroti hancurnya empat jembatan di sepanjang dasar Sungai Oskol dekat Desa Senkovo.
Disebutkan, keempat jembatan yang hancur tersebut terletak di bagian Sungai Kupyan.
Meskipun hanya jembatan kecil, begitu pula areanya, serangan ini berhasil mengganggu jalur pasokan logistik Angkatan Bersenjata Ukraina dan mempersulit serangan balasan.
Penghancuran empat jembatan di daerah Kupyansk menghambat kemajuan Ukraina ke timur. Dengan demikian, kendali serangan balasan Ukraina di sisi timur Kupyansk saat ini dikuasai oleh tentara Rusia.
Pada saat yang sama, unit Rusia dapat melancarkan serangan di wilayah ini. Mereka menguasai perbatasan utara arah Kupyan. Saat ini pasukan Ukraina tidak memiliki akses dan hanya mengandalkan sisi timur.
Diberitakan oleh Bulgarian Military (30/9), momen penting lainnya dalam keberhasilan serangan udara AU Rusia dapat dibagi menjadi dua peristiwa penting.
Pertama adalah penggunaan rudal udara ke permukaan Kh-38ML dengan panduan laser semi-aktif inersia. Kedua, penargetannya bukan oleh Su-34 yang meluncurkannya, namun oleh drone intai taktis Orlan.
Pemanduan oleh drone Orlan dapat diartikan bahwa AU Rusia berasumsi atau mengetahui tidak ada sistem rudal antipesawat di wilayah permusuhan tersebut.
Tampaknya AU Rusia sendiri untuk pertama kalinya mulai menggabungkan penggunaan drone dengan pembom tempur dan ini merupakan sebuah inovasi taktis.
Drone Orlan yang dilengkapi dengan penanda target laser yang memancarkan sinar laser ke sasarannya. Sinar laser ini bertindak sebagai sinyal pelacak untuk rudal yang ditembakkan Su-34.
Selanjutnya, sistem panduan laser rudal menerima dan mendeteksi sinar laser, sehingga memungkinkannya menyesuaikan lintasannya.
Saat drone Orlan melacak target, drone tersebut terus menerus memancarkan sinar laser ke target tersebut.
Sistem panduan laser rudal menerima sinar laser dan menggunakannya untuk menghitung koreksi jalur penerbangan yang diperlukan.
Informasi ini kemudian dikirim ke sistem kendali rudal, yang membuat perubahan yang diperlukan pada sirip atau pendorong rudal untuk memandunya mencapai sasarannya.
Penunjuk laser drone dan sistem panduan laser rudal bekerja sama untuk memberikan penargetan yang akurat dan tepat.
Tentang Kh-38ML, merupakan rudal udara ke permukaan yang dilengkapi dengan hulu ledak fragmentasi dengan daya ledak tinggi, yang dirancang untuk menimbulkan kerusakan maksimum saat terkena benturan.
Hulu ledaknya mampu menembus berbagai jenis baju besi, menjadikannya senjata serbaguna melawan sasaran lunak dan keras.
Hulu ledak jenis ini dirancang untuk menghasilkan ledakan dahsyat saat diledakkan, menciptakan kombinasi efek ledakan dan fragmentasi yang mematikan.
Dari segi karakteristik teknisnya, Kh-38ML memiliki jangkauan maksimum sekitar 40 km. Rudal ini dipandu oleh sistem navigasi inersia, yang memastikan lintasan dan pelacakan target yang akurat.
Selain itu, ia dapat dilengkapi dengan sistem panduan laser, yang memungkinkannya menyerang target bergerak dengan presisi tinggi.
Kh-38ML juga dilengkapi sistem autopilot digital, yang meningkatkan stabilitas dan kontrol penerbangannya.
Sistem propulsi Kh-38ML juga memainkan peran penting dalam kinerjanya. Rudal tersebut menggunakan motor roket berbahan bakar padat, yang menawarkan beberapa keunggulan dibandingkan mesin berbahan bakar cair.
Roket berbahan bakar padat lebih andal dan mudah dirawat karena tidak memerlukan prosedur pengisian bahan bakar yang rumit.
Mereka juga memberikan rasio dorong terhadap berat yang lebih tinggi, memungkinkan rudal untuk berakselerasi dengan cepat dan mencapai kecepatan lebih tinggi.
Sistem propulsi ini memungkinkan Kh-38ML untuk secara efektif menyerang target di ketinggian rendah dan tinggi, menjadikannya senjata serbaguna untuk berbagai skenario operasional.
-RBS-