AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Sebuah pembom/serang Su-24 Rusia berhasil menggagalkan operasi amfibi Angkatan Bersenjata Ukraina dalam upaya merebut Tanjung Tarkhankut. Hal ini diklaim oleh lembaga pemikir Rusia Rybar Force dalam postingannya di X.
Setidaknya enam kapal Ukraina ingin mendarat di Tanjung Tarkhankut. Akibat aksi bomber Su-24M tersebut, tiga kapal musuh tenggelam, sisanya mundur ke arah Vilkovo, ungkap Rybar Force.
Ditambahkan, Angkatan Bersenjata Ukraina (AFU) juga berusaha menyerang fasilitas militer di Tarkhankut dengan serangan drone, namun serangan itu juga berhasil digagalkan.
Dilansir oleh Bulgarian Military (10/9), pada malam tanggal 9 September, tepatnya sekitar pukul 21.00, dilakukan operasi militer yang melibatkan minimal enam kapal pendarat kecil Ukraina.
Kapal-kapal tersebut, diawaki oleh personel dari Direktorat Intelijen Utama dan Pasukan Operasi Khusus Ukraina, berangkat dari Zatoka, menuju Krimea.
Tampaknya tujuan mereka adalah mengulangi upaya pendaratan di Tanjung Tarkhankut.
Namun, kejadiannya berubah secara tidak terduga: sebuah pesawat pengebom/serang Su-24M segera dikirim menuju lokasi mereka.
Pesawat ini melepaskan kuartet bom cluster RBK-500PTAB, yang sarat dengan elemen kumulatif antitank, ke kumpulan kapal yang terletak di tenggara Zatoka-1M.
Serangan kilat ini mengakibatkan tenggelamnya tiga kapal lawan, beserta rombongan pendaratan di dalamnya.
Kapal-kapal yang tersisa, dengan cepat membalikkan arah. Mereka berlayar menuju Vilkovo, mencapai tujuan mereka pada tengah malam, setelah secara taktis menghindari Pulau Ular dalam kemunduran mereka.
Informasi mengenai kegagalan operasi militer Ukraina ini hanya disebarkan oleh lembaga think tank Rybar Force.
Hingga saat ini tidak ada rekaman foto atau video serangan Su-24 atau tenggelamnya kapal Ukraina. Secara resmi, baik Moskow maupun Kiev belum mengonfirmasi kejadian tersebut.
-RBS-
Pasukan khusus adalah aset. Kalau tidak bisa menundukkan sistem pertahanan laut sebaiknya tidak perlu memaksakan diri. “Test the water” menggunakan USV saja sudah menunjukkan hasil bahwa pertahanan laut Russia masih sangat kuat. Momentum untuk memutus jalur Krimea via meledakkan jembatan sepertinya sudah lewat.