AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Turkiye mencari mitra pengembangan jet tempur KAAN di tengah masalah fiskal yang dihadapi akibat terjadinya inflasi yang melanda Turkiye saat ini.
Analis menyatakan, masalah fiskal dapat menghambat keberhasilan pengembangan jet tempur yang awalnya bernama TF-X tersebut.
Dilaporkan, perekonomian Turki mengalami inflasi yang tinggi di mana utang luar negeri negara tersebut mencapai hampir 476 miliar dolar AS pada bulan Maret 2023.
Perusahaan asuransi internasional Allianz Trade menyebut, total utang luar negeri Turkiye yang jatuh tempo dalam 12 bulan ke depan meningkat menjadi sekitar 250 miliar dolar AS.
“Tidak dapat dihindari, program TF-X akan menghadapi kesulitan keuangan sejalan dengan situasi perekonomian negara,” kata Ozgur Eksi, seorang analis pertahanan di Ankara seperti diwartakan Defense News.
Menteri Pertahanan Turkiye Yasar Guler mengatakan pada 14 Agustus bahwa Pakistan akan menandatangani perjanjian untuk berpartisipasi dalam pengembangan pesawat tempur generasi kelima.
“Negara sahabat dan saudara juga berupaya menjadi mitra dalam proyek ini. Perjanjian ditandatangani dengan Azerbaijan. Ada negara lain yang juga hampir menandatangani perjanjian ini, seperti Pakistan,” kata Guler.
Jika Pakistan bergabung dengan program Turki, ini akan menjadi kemitraan tempur internasional kedua bagi Islamabad, menyusul kesepakatan dengan Tiongkok mengenai JF-17 yang dibangun oleh Pakistan Aeronautical Complex dan Chengdu Aircraft Corp.
Sedangkan di Azerbaijan, pemerintah menandatangani protokol dengan Turki untuk menjajaki keterlibatan dalam program TF-X.
Pemerintah Turkiye ingin menerbangkan pesawat yang direncanakan pada tahun ini, tepat pada peringatan seratus tahun Republik Turki. Turkish Aerospace (TA) menyatakan jet tempur KAAN akan terbang pada 27 Desember 2023.
Di bawah program ini, TA akan mengirimkan 20 jet KAAN Block 10 ke Angkatan Udara Turkiye pada tahun 2028.
Perusahaan tersebut mengatakan pada bulan Maret bahwa harga per unit akan menjadi 100 juta USD, tetapi pada bulan Mei disebutkan bahwa harga tersebut mungkin sedikit lebih tinggi.
Pada tahun 2029, TA berencana memproduksi dua pesawat tempur TF-X per bulan, menghasilkan pendapatan tahunan sebesar 2,4 miliar USD.
-JDN-