AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Lama tak terdengar progresnya sejak diluncurkan pada 2013, ternyata program pengembangan jet tempur siluman Qaher-313 Iran masih berlanjut.
Informasi ini diungkapkan baru-baru ini oleh Kepala Organisasi Industri Penerbangan Iran (IAIO) Afshin Khajeh Fard dalam sebuah wawancara dengan media Iran.
“Proyek ini sedang dibangun dalam dua versi, salah satunya adalah pesawat tak berawak dan akan diresmikan dalam beberapa bulan mendatang,” kata Fard.
Sebelumnya pada Februari 2023, Kementerian Pertahanan Iran mengumumkan bahwa Qaher-313 akan diubah menjadi Unmanned Combat Aerial Vehicle (UCAV) atau wahana tempur udara bersenjata tanpa pilot.
Diinformasikan, pengiriman pertama Qaher-313 versi UCAV kepada Angkatan Udara Iran akan dilakukan pada pertengahan tahun 2024, diproduksi dilakukan oleh pabrik pesawat HESA.
Seperti diketahui, pengembangan Qaher-313 sebelumnya tak ada kemajuan yang signifikan sejak uji coba taksi dilakukan pada 2017.
Namun diam-diam IAIO terus menyempurnakan desainnya dan menyiapkan teknologi terkait yang akan digunakan Qaher-313.
Prototipe Qaher-313 kemungkinan akan dibekali sepasang mesin hasil rekayasa terbalik dari General Electric J85 yang digunakan F-5 Tiger, salah satu jet tempur yang masih menjadi andalan Angkatan Udara Iran saat ini.
Untuk persenjatannya, Qaher-313 dapat membawa dua bom seberat 2.000 pon (910 kg), beberapa rudal pintar kecil, atau setidaknya enam rudal udara ke udara sekelas PL-12.
Dalam pengembangan pesawat tanpa awak, perlu diakui industri pertahanan Iran telah maju secara pesat dalam satu dekade terakhir.
Beragam drone dihasilkan, dari yang bermesin piston hingga bermesin jet. Termasuk produksi drone intai/serang hingga drone kamikaze.
-RBS-
Yang dulu nya proyek propaganda sepertinya akan menjadi proyek serius sekarang