AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Korea Utara meluncurkan dua rudal balistik ke laut lepas pantai timurnya minggu ini. Pihak militer menyatakan peluncuran tersebut merupakan respons terhadap penerbangan gabungan pada hari yang sama oleh pesawat pengebom B-1B Angkatan Udara AS (USAF) dan jet tempur Angkatan Udara Republik Korea (ROKAF).
Militer Korea Utara mengklaim peluncuran tersebut adalah latihan untuk melawan serangan nuklir pendahuluan terhadap Korea Utara.
“Pada tanggal 30 Agustus, imperialis AS membiarkan formasi pengebom strategis nuklir B-1B melakukan latihan formasi serangan bersama terhadap DPRK bersama dengan para penempur gangster militer ‘Republik Korea’ di langit di atas Laut Timur dan Laut Barat Korea,” bunyi pernyataan Staf Umum Tentara Rakyat Korea Utara pada hari Rabu seperti dimuat oleh media Korea Utara, dikutip USNI News.
Dikatakan bahwa latihan militer AS – Korea Selatan bertajuk Ulchi Freedom Shield itu merupakan ancaman serius bagi DPRK di mana AS dan Korea Selatan melakukan simulasi preemptive strike terhadap Korea Utara.
Merespons hal itu, Korea Utara melakukan latihan serangan nuklir taktis untuk menyimulasikan serangan nuklir ‘Bumi Bangus’ terhadap pusat komando utama dan pangkalan uara operasional Korea Selatan.
“Latihan ini bertujuan untuk mengirimkan pesan yang jelas kepada musuh-musuh, yang menanggapi peringatan berulang-ulang DPRK dengan ancaman militer seperti pengerahan aset-aset strategis, dan membuat mereka dengan jelas menyadari sekali lagi kemauan hukuman yang tegas dan kemampuan pembalasan yang substantif dari DPRK,” lanjut Militer Korea Utara.
Peluncuran rudal balistik pertama Korea Utara dilakukan pada pukul 23:38 malam. Rudal terbang sejauh 350 km dengan ketinggian maksimum sekitar 50 km.
Sedangkan peluncuran kedua dilakukan pada pukul 23.46 malam. Rudal terbang sejauh 400 km dengan ketinggian maksimal kurang lebih 50 km.
Atas uji coba rudal balistik tersebut, dilaporkan Jepang juga telah mengajukan protes kepada Korea Utara.
-JDN-