AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Indonesia telah menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) untuk komitmen pembelian 24 unit jet tempur terbaru Boeing F-15EX.
Hal ini diketahui dari unggahan Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto melalui akun Instagramnya pada Selasa (22/8) pagi waktu Indonesia.
Dalam akunnya tersebut, Prabowo menuliskan:
Penandatanganan MoU komitmen pembelian 24 Unit Pesawat Tempur F-15EX.
The Boeing Company, St. Louis, Missouri.
Penandatanganan MoU dilaksanakan oleh Kepala Badan Sarana Pertahanan Kementerian Pertahanan RI Marsda TNI Yusuf Jauhari dan Wakil Presiden Direktur dan Manajer Program Boeing Fighters Mark Sears di fasilitas Boeing di St. Louis setelah dilakukan kunjungan ke lini produksi F-15EX.
“Dengan senang hati kami mengumumkan kesepakatan pengadaan pesawat tempur F-15EX yang penting bagi Indonesia,” kata Prabowo usai menyaksikan penandatanganan MoU.
“Pesawat tempur canggih ini akan melindungi dan mengamankan negara kami dengan kemampuan mutakhirnya,” lanjutnya, dikutip dari siaran pers Boeing.
Seperti diketahui, pada 10 Februari 2022 Departemen Luar Negeri AS (Deplu AS) telah membuat keputusan menyetujui kemungkinan Penjualan Militer Asing (FMS) kepada pemerintah Indonesia 36 pesawat F-15ID dan peralatan terkait dengan perkiraan biaya 13,9 miliar dolar AS.
Badan Kerja Sama Keamanan Pertahanan (DSCA) pada Kamis 10 Februari 2022, telah menyampaikan sertifikasi yang diperlukan yang memberi tahu Kongres tentang kemungkinan penjualan ini.
Di antara yang termasuk dalam proposal adalah 36 pesawat dengan kode khusus F-15ID (Indonesia); 87 mesin F110-GE-129 atau F100-PW-229 (termasuk suku cadang).
Lalu 45 radar AN/APG-82(v)1 Advanced Electronically Scaned Array (AESA) (termasuk suku cadang), 45 AN/ALQ-250 Eagle Passive Active Warning Survivability Systems (EPAWSS); 48 komputer digital Advanced Display Core Processor (ADCP) II (termasuk suku cadang).
Sebanyak 80 Joint Helmet Mounted Cueing Systems (JHMCS) (termasuk suku cadang); 92 Perangkat keamanan Sistem Pemosisian Global (GPS)/Sistem Navigasi Inersia (EGI).
Serta 40 pod navigasi LANTIRN AN/AAQ-13 (termasuk suku cadang); 40 AN/AAQ-33 Sniper Advanced Targeting Pod (ATP) (termasuk suku cadang); 156 peluncur LAU-128 (termasuk suku cadang); dan 40 sistem senjata Vulcan M61A (termasuk suku cadang).
Juga termasuk pod pelatihan Air Combat Maneuvering Instrumentation (ACMI) (P5 CTS) dan peralatan pendukung; MS-110 Recce Pod; AN/ASG-34 Infrared Search and Track International; AN/ALE-47 counter-measures dispenser; AN/PYQ Simple Key Loaders; navigasi presisi tambahan, komunikasi yang aman dan peralatan kriptografi.
Dukungan Electronic Combat International Security Assistance Program (ECISAP); Joint Mission Planning Systems (JMPS); Night Vision Goggles (NVG) dan peralatan serta suku cadang pendukung; tangki bahan bakar konformal; chaff and flares.
Peralatan pendukung dan pengujian personel; pylon, adaptor peluncur, weapons interfaces, tangki bahan bakar, dan perangkat keras yang terpasang; travel pod.
Laboratorium peralatan pengukuran presisi, kalibrasi, dan simulator; suku cadang dan perbaikan, layanan perbaikan dan pengembalian; peta, publikasi, dan dokumentasi teknis; studi dan survei; perangkat lunak diklasifikasikan/tidak diklasifikasikan.
Hingga dukungan perangkat lunak; pelatihan personel dan peralatan pelatihan; jasa pengelolaan fasilitas, desain dan/atau konstruksi; Layanan dukungan teknik, teknis dan logistik dari Pemerintah AS dan kontraktor; dan elemen terkait lainnya dari dukungan logistik dan program.
Dikatakan di laman DSCA, pemerintah AS percaya bahwa penjualan tersebut tidak akan mengubah keseimbangan kekuatan militer dasar di kawasan, dan akan meningkatkan kemampuan Indonesia untuk menghadapi ancaman saat ini dan masa depan dengan memberikan peningkatan pencegahan dan cakupan pertahanan udara di domain udara dan maritim yang sangat kompleks.
Dari 36 unit F-15EX yang telah disetujui untuk dijual ke Indonesia, Jakarta saat ini telah memutuskan untuk membeli 24 unit.
-RNS-
Padahal kita sudah mengakusisi RAFALE.. Ngapain harus ngambil lagi dari AMRIK…??? Apa ada Jaminan bahwa kita tdk diembargo lagi…??? Kalo gue sich Ogah ngambil dari AMRIK.. Karena kita sdh tau REKAM JEJAK MEREKA.. AMRIK ITU ULAR BLUDAK BERKEPALA DUA…!!! Hadeehhh.. 🤮🤮🤮
Emang kalo kita beli Rafale gak akan di embargo? Ya bisa aja selama kita beli Alusista dari negara lain ya bisa aja di embargo entah di embargo Amerika, Prancis, Rusia. Kalo aja soal embargo itu urusan nanti India aja sekarang kebal tuh ama embargo karena ekonomi India kuat manufer politiknya bagus makannya udah bagus kita beli Rafale sama f15 biar gak ada ketergantungan ke 1 negara.
Karena memang wajib beli, karena neraca perdagangan RI dengan USA kita surplus milyaran dolar. Utk menyeimbangkan USA mewajibkan kita beli produk mereka agar seimbang.
Kalau neraca tidak seimbang, akan ada pembatasan ekspor RI ke USA yg berdampak Indo akan kehilangan pasar Milyaran dollar. Begitu bosque,
Pembelian dari amerika serikat dan prancis adalah sebagai upaya penyeimbangan neraca export dan import dari eropa dan amerika serikat jika indonesia tidak melakukan penyeimbangan neraca perdagangan antar negara/wilayah tersebut maka produk indonesia bisa kena pajak lebih atau bahkan dilarang masuk dengan berbagai alasan contoh RRC.adapun embargo adalah resiko,jangankan indonesia.negara TURKI yang jelas2 anggota NATO dan pangkalan amerika serika ada disana juga kena.kalau buat senjata sendiri berhubungan dengan lobi politik di dewan keamanan PBB.contoh RRC beli alutista baik lisensi(sebagian besar alutista RRC adalah lisensi,sebagian tiruan) maupun utuh dari russia sebagai timbal balik mereka saling dukung di dewan keamanan PBB.dengan beli alutista prancis dan amerika sekaligus sangat baik dalam lobi politik PBB