AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Muncul foto di media sosial, jet tempur siluman Sukhoi Su-57 tampak dalam ‘beast mode’ membawa dua rudal Kh-31PD, masing-masing satu di bawah sayapnya.
Karena ukurannya yang besar, rudal udara ke permukaan itu tak bisa dimasukkan dalam ruang senjata internal Su-57.
Berdasarkan riwayatnya, rudal Kh-31 dikembangkan tahun 1982 semasa Uni Soviet masih berdiri oleh perusahaan Zvezda, dan mulai berdinas sejak 1988.
Runtuhnya Uni Soviet pada Desember 1991, produksi dan pengembangan rudal baru diteruskan oleh Tactical Missile Corp. sejak tahun 2022.
Keluarga rudal yang diberi kode AS-17 Krypton oleh NATO ini, terdiri dari dua varian utama. Pertama versi Kh-31 sebagai antikapal permukaan dan kedua varian Kh-31P/PD sebagai rudal antiradiasi (ARM).
Rudal Kh-31P/PD dengan biaya per unit 550.000 – 600.000 dolar AS ini memiliki bobot 600 kg, panjang 5,3 m, diameter 36 cm, dengan berat hulu ledak 87 kg.
Jangkauan tembak varian Kh-31P hingga 110 km, sementara varian upgrade Kh-31PD sejauh 160 km.
Rudal yang dibekali sistem bimbingan inersia dengan radar pasif ini meluncur dengan kecepatan maksimum hingga 2.520 km/jam.
Proliferasi rudal permukaan ke udara (SAM) telah menjadikan Suppression of Enemy Air Defenses (SEAD) sebagai prioritas bagi setiap angkatan udara modern yang berniat melakukan tindakan ofensif.
Hal ini seperti yang dilakukan Rusia saat ini dalam Operasi Militer Khusus di Ukraina. Menghancurkan radar pencarian udara dan radar kontrol tembakan lawan adalah bagian penting dari misi ini.
ARM harus memiliki jangkauan yang cukup jauh sehingga pesawat sebagai platform peluncurannya berada di luar jangkauan SAM.
Dibutuhkan kecepatan tinggi untuk mengurangi risiko ditembak jatuh, dan menggunakan sistem pencari yang dapat mendeteksi berbagai jenis radar.
Salah satu target Kh-31P/PD adalah baterai rudal SAM canggih MIM-104 Patriot yang saat ini dioperasikan militer Ukraina atas bantuan negara NATO.
Sebelum digunakan dalam Perang Rusia-Ukraina yang dimulai sejak Februari 2022, rudal Kh-31PD telah digunakan oleh Angkatan Udara Rusia selama konflik Ossetia Selatan pada 2008.
Secara khusus, dilaporkan bahwa pada 10 Agustus 2008, Su-34 Angkatan Udara Rusia menyerang radar pertahanan udara Georgia di dekat kota Gori dengan rudal antiradar Kh-31P.
Sebenarnya rudal Kh-31PD ini bisa diluncurkan oleh seluruh jet tempur/serang milik Angkatan Udara Rusia mulai dari Su-24, Su-27, Su-30, Su-34, Su-35 dan Su-57, temasuk juga MiG-29 serta MiG-35.
-RBS-