AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Skadron Kendaraan Udara Tanpa Berawak Marinir 3 yang dikenal sebagai “Phantoms”, pada hari Rabu merayakan pencapaian kemampuan operasional awalnya dengan MQ-9 Reaper.
Ini adalah Skadron UAV milik Korps Marinir AS (USMC) yang ditempatkan di Pangkalan Udara Korps Marinir Teluk Kaneohe, Hawaii.
Penempatan Skadron UAV di kawasan tersebut, tidak terlepas dalam upaya AS mengantisipasi potensi konflik dengan China di Indo-Pasifik, di mana unsur pengintaian dan kontra-pengintaian sangat diperlukan.
MQ-9A Reaper, yang terutama dirancang untuk fungsi intelijen, pengawasan dan pengintaian (ISR) mampu terbang selama 20 jam dan dapat terbang hingga ketinggian 25.000 kaki.
Skadron Phantoms melaksanakan kegiatan ISR untuk Resimen Littoral Marinir ke-3.
Ini adalah unit Marinir jenis baru yang berbasis di Hawaii yang dibuat sebagai bagian dari restrukturisasi Desain Angkatan, menurut USMC seperti diwartakan Defense News.
Resimen tersebut dijadwalkan dapat mencapai kemampuan operasional awalnya pada September 2023 dan kemampuan operasional penuh dua tahun setelah itu.
Skadron MQ-9 Marinir 3 juga mendukung berbagai operasi seperti pengawasan pantai dan perbatasan, pelacakan senjata, penegakan embargo, bantuan kemanusiaan/bencana, dukungan operasi pemeliharaan perdamaian dan kontra-narkotika.
Marine Unmanned Aerial Vehicle Squadron 3 (VMU-3) telah menerbangkan berbagai pesawat tak berawak sejak aktivasi tahun 2008.
Skuadron ini menerima dua drone Reaper pertamanya pada April lalu dan menerbangkan drone tersebut pertama kali pada bulan Juni.
Unit Marinir pertama yang mengoperasikan Reaper adalah Skuadron Kendaraan Udara Tak Berawak 1 yang berbasis di Yuma, Arizona. Skadron ini menerima MQ-9 pertamanya tahun 2021.
-RNS-