AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Dalam perang melawan Rusia yang dimulai sejak Februari 2022, Angkatan Bersenjata Ukraina awalnya mengambil sikap bertahan.
Setelah beberapa wilayahnya diduduki pasukan Rusia, Militer Ukraina mulai melakukan serangkaian serangan balasan.
Serangan balik ini dilakukan terutama setelah Militer Ukraina mendapatkan beragam persenjatan presisi dari negara NATO.
Senjata maut tersebut diantaranya adalah munisi artileri medan berpemandu Excalibur, rudal jelajah Storm Shadow, dan sistem peluncur roket HIMARS. Berikut ulasannya, selamat membaca.
Excalibur
Untuk menargetkan sistem howitzer (SPH) dan roket artileri medan (MLRS), serta tank Rusia dengan tingkat akurasi yang tinggi, pasukan Ukraina menggunakan amunisi artileri M982 Excalibur.
Amunisi artileri medan berpemandu jarak jauh ini disumbangkan oleh Amerika Serikat, dan mulai beroperasi di tangan Militer Ukraina sejak Oktober 2022 lalu.
Munisi berpemandu GPS dan inersia ini diproduksi oleh pabrik BAE Systems AB/Bofors Swedia dan Raytheon dari Amerika Serikat yang mulai digunakan pada 2018.
Untuk spesifikasinya M982 Excalibur memiliki kaliber 155 mm dengan berat 48 kg, panjang 100 cm, dan hulu ledak PBXN-9 seberat 5,4 kg.
M982 memiliki tingkat Kemungkinan Kesalahan Melingkar (CEP) 4 m, sementara amunisi artileri tak berpandu dapat menyimpang dari target hingga 150 m pada jarak 24 km.
Munisi dapat ditembakkan oleh semua howitzer derek modern dan Self-Propelled Hhowitzer (SPH). Termasuk CAESAR Prancis, M777 dan M109A6 Amerika Serikat, Krab Polandia, PzH 2000 Jerman, dan Archer Swedia.
Pada bulan Februari 2023, munisi M982 Excalibur menunjukkan kesaktiannya, beredar video kendaraan tempur canggih Rusia BMPT Terminator hancur dihantamnya.
M142 HIMARS
Senjata berbasis darat jarak jauh mumpuni yang digunakan militer Ukraina lainnya adalah M142 HIMARS (High Mobility Artillery Rocket System) sumbangan Amerika Serikat.
M142 HIMARS yang dikembangkan oleh Lockheed Martin ini mengusung satu boks dengan enam tabung roket yang dipasangkan pada keluarga kendaraan taktis menengah (FMTV) berpenggerak 6×6.
Amerika Serikat dan Inggris juga mengirimkan roket berpemandu (GMLRS) untuk digunakan pada M142 HIMARS dengan jangkauan tembak maksimum 70 km.
Berkat jarak tembaknya yang jauh tersebut, memungkinkan pasukan Ukraina untuk menyerang jauh ke garis belakang lawan dan berada di luar jangkauan tembakan kontra baterai artileri Rusia.
Keluarga amunisi GMLRS ini terdiri dari tiga varian yakni Improved Conventional Munition (DPICM), lalu Alternative Warhead (AW) untuk target area dan Unitary dengan satu muatan eksplosif tinggi ke target titik.
Sejak dioperasikan pasukan Ukraina pada Juni 2022, M142 HIMARS telah menunjukkan efisiensi tinggi dalam memberikan tembakan akurat melawan pasukan Rusia.
Dilaporkan, dalam kurun waktu dua minggu penggunaan HIMARS, Ukraina telah berhasil menghancurkan lebih dari selusin target yang berbeda, terutama depot amunisi dan kelompok pasukan Rusia.
Storm Shadow
Untuk menyerang target bernilai tinggi jauh di dalam wilayah yang dikuasai Rusia yang dijaga ketat, militer Ukraina mendapatkan sumbangan rudal jelajah Storm Shadow dari Inggris yang mulai digunakan sejak Mei 2023.
Storm Shadow ini dapat diluncurkan dari jet Su-24 Fencer AU Ukraina yang telah dimodifikasi agar dapat membawa rudal tersebut.
Rudal dibawa menggunakan gantungan senjata yang diadaptasi dari jet serang Tornado milik AU Inggris yang sudah dipensiunkan.
Rudal ini menggunakan GPS/INS dan referensi medan untuk navigasi, tetapi tahap terminal penerbangannya bergantung pada pencari inframerah pencitraan (IIR) beresolusi tinggi dengan pengenalan target otomatis (ATR).
Sistem ini bekerja dengan mencocokkan citra yang diunggah ke dalam memori onboardnya dengan apa yang dilihat oleh pencarinya saat membuat serangan terminalnya berjalan.
Rudal Storm Shadow memiliki jangkauan hingga 250 km untuk versi ekspor dan hingga 560 km untuk varian domestik Inggris.
Sebagai gambaran, jika rudal ini ditembakkan ke timur laut Ukraina, dapat menargetkan kota-kota di Rusia seperti Kursk, Belgorod, Voronezh atau Sevastopol, serta sebagian besar Belarusia termasuk ibu kotanya, Minsk.
Rudal jelajah senilai 2,5 juta dolar ini memiliki hulu ledak tandem seberat 450 kg, berdimensi panjang 5,1 m, diameter 0,4 m, dan hulu ledak tandem seberat 450 kg.
Rudal dapat menghancurkan benteng atau bangunan apartemen datar, fasilitas industri, persimpangan kereta api, maupun kolom kendaraan dan pasukan.
Pada Juni 2023, keampuhan Storm Shadow terbukti tatkala digunakan menghantam jembatan yang menghubungkan Kherson dengan Krimea, hingga membuat lubang besar.
Selain Inggris, Prancis juga siap memasok SCALP EG yang tak lain kembaran Storm Shadow. Rudal ini dikembangkan bersama sejak tahun 1994 oleh Matra Prancis dan British Aerospace (sekarang MBDA) dan beroperasi sejak 2002.
-RBS-