AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Saab dari menawarkan skema Merger & Akuisisi (M&A) di luar negeri untuk mendorong peningkatan penjualan pesawatnya.
Kepala Saab, Micael Johansson, mengatakan kepada para investor bahwa mereka sedang menilai peluang M&A di pasar utama untuk mendorong pertumbuhan dengan berpotensi menambahkan sejumlah “mini-Saab” di luar Swedia.
Perusahaan secara terpisah juga mengevaluasi bagaimana masuknya Stockholm ke NATO mungkin mengubah lanskap persaingan Saab.
“Sebagian dari ambisi pertumbuhan kami mencakup peluang M&A. Saya tidak akan berbicara tentang ukuran (perusahaan yang sedang dipertimbangkan), tetapi tentu saja kami memiliki jalur pipa ketika datang ke negara-negara penting seperti Inggris, AS dan kami mungkin juga akan melihat Jerman,” ujar Johansson seperti diberitakan Breaking Defense (20/7).
Dia juga berharap, masuknya Swedia menjadi anggota NATO, nantinya akan meningkatkan penjualan pesawat GlobalEye AEW&C, terutama dengan prioritas yang diberikan untuk program kemampuan Allied Future Surveillance and Control (AFSC) aliansi.
Peluang tersebut ada untuk penggantian armada E-3A aliansi, yang akan pensiun pada tahun 2035.
Saab menghadapi pesaing AFSC, yaitu Boeing E-7 Wedgetail dan Northrop Grumman E-2D Advanced Hawkeye.
Saab beberapa kali telah kalah dalam sejumlah tender kompetitif di luar negeri dari Lockheed Martin saat mengajukan jet tempur multiperan Gripen E/F melawan platform generasi kelima F-35.
Sementara penjualan ekspor untuk GlobalEye sejauh ini baru lima unit oleh Uni Emirat Arab.
-JDN-