AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Menteri Pertahanan Polandia Mariusz Blaszczak telah mengumumkan rencana untuk membentuk batalion pencari ranjau di Augustow, Polandia timur laut, akhir tahun ini.
Tujuannya adalah untuk memperkuat keamanan di sisi timur NATO dan memastikan stabilitas Celah Suwalki, area strategis yang signifikan di dekat perbatasan Belarus.
Celah Suwalki, wilayah berpenduduk jarang yang terletak di antara perbatasan Polandia dengan Lituania, telah menjadi perhatian pertahanan NATO karena kerentanannya.
Jika terjadi serangan lawan, berpotensi mengganggu akses ke negara-negara Baltik. Menjadikannya fokus penting untuk pertimbangan keamanan NATO jika terjadi konflik antara Rusia dan aliansi.
Batalion pencari ranjau yang baru dibentuk ini akan bergabung dengan Brigade Mekanik Gizycko ke-15 dan Divisi Mekanis ke-16 Angkatan Darat Polandia.
Selain pembentukan batalion, akan dikerahkan pula kendaraan peletakan ranjau BAOBAB-K. Hal ini diungkapkan oleh The First News pada 23 Juli 2023.
Misi utama batalion akan fokus pada pengamanan Celah Suwalki, sekaligus menggunakan BAOBAB-K untuk memperkuat kemampuan pertahanan di wilayah tersebut.
Mengenai BAOBAB-K, ini adalah sistem peletakan ranjau yang dikembangkan oleh Huta Stalowa Wola (HSW) SA, bekerja sama dengan Jelcz, Belma, WB Group, dan Institut Teknologi Teknik Militer.
Prototipe pertama BAOBAB diperkenalkan pada 2013 dan pada 2018 versi penyempurnaan BAOBAB-K mulai dikembangkan secara bersama.
Sistem ini dibangun di atas sasis truk Jelcz P662D.43 berpenggerak 8×8, yang dikenal dengan keandalan, mobilitas, dan perlindungannya, sehingga cocok untuk operasi pertahanan modern.
Berukuran panjang sekitar 11 m, lebar 2,6 m dan tinggi 3,4 m (termasuk unit peluncur), dengan bobot tempur 31.700 kg. Kecepatan maksimumnya 85 km/jam dan jangkauan operasi 580 km.
Sistem BAOBAB-K menggabungkan enam unit peluncur ranjau yang dipasang pada meja putar di bagian belakang sasis truk.
Setiap unit peluncur, yang dikembangkan oleh Belma ini memiliki kapasitas untuk membawa hingga dua puluh magasin preloaded yang diproduksi oleh WB Group.
Masing-masing magasin dapat menampung lima ranjau antitank, memberikan kapasitas total 100 ranjau per unit peluncur.
Memiliki kemampuan penyebaran otomatis membentuk ladang ranjau penghalang dengan berbagai ukuran, tingkat kerapatan, dan waktu penghancuran diri yang disesuaikan.
Operator dapat memprogram unit kontrol dalam mode otomatis atau manual untuk menyesuaikan parameter ladang ranjau.
Parameter peluncuran sistem memungkinkan ranjau untuk dikerahkan pada jarak mulai dari 30 hingga 90 m, dengan kecepatan bervariasi dari 5 hingga 25 km/jam.
Keserbagunaan ini memungkinkan pembentukan ladang ranjau yang tangguh hingga sepanjang 1.800 m, semuanya dalam waktu peletakan cepat kurang dari 22 menit saja.
Proses pemuatan ulang, yang difasilitasi oleh unit peluncur yang dikembangkan oleh Belma, dapat diselesaikan dalam waktu kurang dari 30 menit, memastikan pengaktifan ulang yang cepat jika diperlukan.
-RBS-