AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Australia di bawah pemerintahan Perdana Menteri Anthony Albanese telah menginvestasikan 9,8 miliar dolar untuk membeli 20 pesawat C-130J Super Hercules baru bagi Angkatan Udara Australia (RAAF).
Pengadaan ini akan meningkatkan jumlah C-130J canggih RAAF untuk memenuhi kebutuhan transportasi udara di masa depan. Pengiriman pesawat dijadwalkan mulai akhir 2027.
Angkatan Pertahanan Australia (ADF) mengandalkan pesawat C-130J Super Hercules untuk pengerahan personel, peralatan, dan pasokan kemanusiaan.
Pesawat ikonik ini secara teratur digunakan dalam misi pencarian dan penyelamatan, bantuan bencana dan evakuasi medis.
C-130J telah terlibat di hampir setiap operasi pertahanan besar dalam beberapa dekade terakhir, mulai dari bantuan Bougainville dan pemeliharaan perdamaian Timor-Leste hingga konflik di Irak dan Afghanistan.
Baru-baru ini, pesawat mendukung respons Australia terhadap COVID-19 di wilayah tersebut, mengirimkan vaksin dan pasokan medis, serta respons kebakaran hutan dan banjir.
C-130J Super Hercules dibuat oleh Lockheed Martin dan dibeli dari Amerika Serikat. Pesawat akan terus dioperasikan oleh Skadron No. 37 di Pangkalan RAAF Richmond di New South Wales.
“Pemerintah Albanese berkomitmen untuk memastikan ADF dilengkapi dengan kemampuan yang dibutuhkannya untuk menjaga keamanan warga Australia, dan perluasan ukuran armada yang ditargetkan ini akan melakukan hal itu,” bunyi pernyataan pemerintah seperti diwartakan di laman Kementerian Pertahanan Australia.
Kutipan yang diatribusikan kepada Menteri Industri Pertahanan, Hon Pat Conroy MP:
Sejak tahun 1999, RAAF telah mengoperasikan pesawat C-130J Super Hercules dan melayani Australia di seluruh wilayah dan sekitarnya. Saat ini RAAF mengoperasikan 12 unit C-130J.
“Memiliki 20 pesawat, naik dari 12, berarti lebih banyak peluang bagi industri lokal untuk mempertahankan pesawat, menciptakan lebih banyak pekerjaan di Australia. Juga akan ada pekerjaan yang terkait dengan pembangunan kembali infrastruktur di RAAF Base Richmond,” lanjut penyataan Pemerintah Australia.
-KMZ-