AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Ukraina diyakini telah menggunakan rudal pertahanan udara S-200 untuk menyerang target militer darat Rusia di Oblast Bryansk, Ukraina.
Diduga bahwa Ukraina telah memodifikasi rudal tersebut hingga dapat digunakan melawan sasaran darat, seperti dikutip dari Army Recognition (20/7).
Rudal yang dimaksud adalah V-880 Vega, bagian dari baterai antipesawat jarak jauh S-200 Ukraina yang merupakan warisan dari Uni Soviet, yang dikenal juga sebagai SA-5 Gammon oleh NATO.
Pihak terkait Ukraina tidak membenarkan atau membantah pernyataan Rusia terhadap penggunaan rudal ini.
Meskipun telah menghentikan operasi S-200 satu dekade lalu, Ukraina diyakini masih memiliki sekitar 24 peluncur, dari tiga atau empat unit baterai.
Di beberapa negara eks Pakta Warsawa sistem pertahanan udara S-200 masih digunakan, di antaranya oleh Bulgaria.
Baru-baru ini, dilaporkan Amerika Serikat secara aktif berusaha meyakinkan Bulgaria untuk mentransfer rudal S-200 dan S-300 milik militer Bulgaria ke Ukraina.
Sebagai gantinya, Bulgaria akan menerima peralatan modern, termasuk misil NASAMS dan jet tempur F-16 Fighting Falcon.
Ini menunjukkan bahwa Amerika Serikat memiliki kepercayaan pada kemampuan Ukraina untuk secara efektif mengintegrasikan rudal S-200 ke dalam dinas militernya.
Jika S-200 memang telah dimodifikasi secara khusus untuk melibatkan target darat, itu berpotensi dapat digunakan kembali untuk berfungsi sebagai sistem rudal permukaan ke permukaan.
Namun demikian, modifikasi seperti itu kemungkinan akan melibatkan perubahan signifikan pada sistemnya.
Memodifikasi S-200 untuk target darat akan membutuhkan dana dan sumber daya yang besar. Tapi ini menjadi pilihan terbaik, mengingat Ukraina membutuhkan banyak senjata untuk perang melawan Rusia.
-RBS-