AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Korps Marinir AS (USMC) mengungkapkan pada 18 Juli, bahwa pihaknya telah berhasil menguji varian tak berawak baru berbasis JLTV (Joint Light Tactical Vehicle) yang dipersenjatai dengan rudal jelajah antikapal Naval Strike Missile (NSM).
Sistem rudal pesisir baru bernama Navy/Marine Expeditionary Ship Interdiction System (NMESIS) ini telah diuji di Naval Air Station Point Mugu, California pada 28 Juni lalu.
Ditunjuk sebagai penguji adalah Baterai Fox, Batalyon ke-2, Resimen Marinir ke-11, Divisi Marinir ke-1 Amerika Serikat.
Uji kali ini merupakan penembakan ketiga NSM dari unit darat yang dioperasikan dari jarak jauh (Remotely Operated Ground Unit for Expeditionary/ROGUE) berbasis JLTV buatan Oshkosh Defense.
Penembakan pertama dilaksanakan pada November 2020, sedangkan yang kedua sukses dilakukan pada Agustus 2021.
Bateral NMESIS ini terdiri dari 18 peluncur yang dipisahkan menjadi dua peleton yang masing-masing terdiri dari sembilan peluncur. Peleton dibagi lagi menjadi tiga bagian yang masing-masing terdiri dari tiga peluncur.
NMESIS yang tak berawak ini memungkinkan awak kecil Marinir untuk beroperasi di lingkungan depan dengan kemampuan deteksi minimal.
Mengenai NSM, rudal ini diproduksi oleh Raytheon Missile & Defense di Amerika Serikat dalam kemitraan dengan pembuat senjata aslinya Kongsberg Defense & Aerospace, Norwegia.
NSM tak hanya digunakan untuk menyerang target permukaan laut seperti kapal perang, tapi juga menyasar target strategis di darat, dengan jangkauan tembak hingga 185 km.
-RBS-