AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Industri drone Turkiye Baykar Makina disebut-sebut mendapatkan kontrak terbesar yang pernah didapatnya, berupa pesanan drone intai serang Akinci dari Arab Saudi.
Kontrak pertahanan bersejarah ini ditandatangani pada 18 Juli, disaksikan langsung oleh Presiden Turkiye Tayyip Erdogan dan putra mahkota Kerajaan Arab Saudi Mohammed bin Salman, serta perwakilan dari Baykar Makina dan Kementerian Pertahanan Arab Saudi.
CEO perusahaan, Haluk Bayraktar, menyebut perjanjian dengan Kementerian Pertahanan Arab Saudi ini sebagai kontrak ekspor pertahanan dan penerbangan terbesar dalam sejarah, seperti diberitakan Nikkei Asia (18/7).
Selain itu, Haluk Bayraktar mengungkapkan kepada media Turkiye bahwa kesepakatan besar-besaran lainnya untuk pembelian amunisi pintar dan muatan lainnya dari Turkiye sedang dalam proses, dan akan melibatkan produksi lokal.
Meski demikian, kontrak untuk pengadaan drone Akinci termasuk persenjatannya ini tak disebutkan berapa jumlah nilainya.
Mengenai Akinci (Raider) yang juga mendapatkan julukan sebagai ikan terbang ini memiliki lebar sayap 20 meter dengan struktur sayap bengkok yang unik dan memiliki dua mesin berdaya 450 ps.
Pesawat berdimensi panjang 12,2 m, tinggi 4,1 m, memiliki berat lepas landas (MTOW) 5.500 kg dan dapat membawa muatan maksimum 1.350 kg.
Akinci dapat terbang hingga ketinggian 12.192 m dan dapat terbang di udara selama 25 jam dan 46 menit lamanya.
Sebagai drone modern, Akinci telah dilengkapi dengan radar Active Electronically Scaned Array (AESA) yang diproduksi secara lokal.
Akıncı bisa membawa berbagai persenjataan, termasuk rudal Smart Micro Munitions (MAM-L) yang dikembangkan oleh Roketsan, rudal udara ke udara Gökdoğan (Merlin) dan Bozdoğan (Peregrine).
Juga dapat meluncurkan beberapa jenis amunisi buatan lokal lainnya, seperti Stand-Off Missile (SOM) buatan Roketsan, rudal jelajah udara ke permukaan jarak jauh yang dapat mencapai target hingga 150 km jauhnya.
Tahun lalu, Akinci sendiri telah berhasil meluncurkan rudal supersonik udara ke darat pertama Turkiye, TRG-230-IHA, mencapai target lebih dari 100 km, menjadikan Akinci satu-satunya UCAV yang mampu meluncurkan rudal supersonik balistik dari udara ke darat saat ini.
Akinci juga telah menjalani uji tembak dengan kit panduan generasi berikutnya (NG), di mana secara akurat menjatuhkan bom MK-83 seberat 1.000 pon (455 kg) yang dilengkapi dengan sistem panduan Gökçe.
Selain itu Akinci telah mengambil bagian dalam pengujian dengan kit panduan laser Aselsan, menyerang target dengan presisi sempurna. Sistem panduan laser tersebut digunakan bersamaan dengan bom MK-82 yang juga diproduksi oleh Aselsan.
Selain beroperasi secara mandiri, Akinci juga bisa beroperasi bersama jet tempur lain, seperti jet F-16 Fighting Falcon.
Akinci juga dapat menjadi induk untuk serangan drone-swarm, seperti melepaskan dan mengontrol drone kamikaze Alpagu buatan dalam negeri.
-RBS-