AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Angkatan Udara Kerajaan Thailand (RTAF) dilaporkan sedang mempertimbangkan kemungkinan penambahan tiga jet tempur Saab Gripen dari Swedia
Pertimbangan ini dipilih setelah Amerika Serikat menolak permintaan Thailand untuk membeli jet tempur generasi kelima F-35A Lightning II buatan Lockheed Martin.
Hal ini dilaporkan oleh Bangkok Post berdasarkan informasi sumber RTAF yang diungkapkan pada 15 Juni 2023 lalu.
RTAF sebelumnya telah mengakuisisi 12 pesawat tempur Gripen, terdiri dari 8 JAS-39C bertempat duduk tunggal (satu telah jatuh) dan 4 JAS-39D yang bertempat duduk tandem.
Seluruh pesawat dikirim pada tahun 2013 dan ditugaskan di Wing 7 yang berbasis di Surat Thani, Thailand.
Bangkok Post melaporkan bahwa RTAF sendiri belum membentuk panel untuk menentukan dan memilih pengganti F-16 Fighting Falcon mereka, yang merupakan model awal varian F-16A/B OCU dan ADF yang telah beroperasi sejak akhir 1980-an
Sebagai alternatif dari F-35A Lightning II, AS disebut telah menawarkan untuk menjual F-16 Blok 70/72 Viper generasi 4,5 dan jet tempur F-15EX Eagle II untuk mempersiapkan transisi RTAF ke F-35A di masa depan.
Namun tampaknya Pemerintah Thailand tidak siap untuk berkomitmen mendanai program tersebut.
Selain waktu pengiriman yang lama untuk F-35A yakni mendekati 10 tahun, AS meminta Thailand untuk membangun dan menyediakan infrastruktur dan fasilitas khusus untuk dukungan, pelatihan, dan keamanan untuk F-35A.
Sebaliknya, dana yang tersedia hanya cukup untuk memperoleh sejumlah kecil jet tempur.
Saab Gripen diincar karena sudah mengoperasikan tipe tersebut dan tidak memerlukan infrastruktur tambahan untuk dibangun.
Belum ditentukan apakah Thailand tertarik dengan Gripen C/D serupa dengan yang sudah digunakan, atau memilih varian tercanggih Saab Gripen seperti yang digunakan AU Brazil.
-RBS-