Cerita Awal Pembentukan Tim Aerobatik TNI AU Elang Biru

Tim Aerobatik Elang BiruTNI AU

AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – TNI Angkatan Udara (TNI AU) pernah memiliki tim aerobatik dengan pesawat tempur F-16 Fighting Falcon. Tim tersebut bernama Blue Falcon yang kemudian berdasarkan usulan dari berbagai pihak, termasuk salah satunya dari putra pertama Presiden RI Soekarno yaitu Guntur Soekarnoputra, berganti nama menjadi Elang Biru agar lebih terasa meng-Indonesia.

Pembentukan Tim Aerobatik TNI AU, Blue Falcon alias Elang Biru, berawal dari pemberitahuan secara resmi dari Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Rilo Pambudi pada bulan Desember 1994.

Dikatakan KSAU bahwa pada peringatan 50 tahun Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) dan pada pelaksanaan Indonesia Air Show tahun 1996, TNI AU harus dapat berpartisipasi menampilkan formasi aerobatik dengan pesawat canggih F-16 yang baru dimiliki. Seperti diketahui, TNI AU mulai mendapatkan jet tempur fly-by-wire F-16 Fighting Falcon pada bulan Desember 1989.

Pesawat-pesawat F-16 TNI AU buatan General Dynamics (kini Lockheed Martin) Amerika Tersebut ditempatkan di Skadron Udara 3 yang bermarkas di Lanud Iswahjudi, Madiun (tepatnya di Kabupaten Magetan), Jawa Timur.

Setelah mendapatkan instruksi dari KSAU, selanjutnya Komandan Skadron Udara 3 Letkol Pnb Rodi “Cobra” Suprasodjo mempersiapkan tim untuk tim aerobatik ini dan menyeleksi anggota-anggotanya.

Sebagai komandan skadron, Letkol Rodi sekaligus menjadi leader tim aerobatik yang akan dibentuk. Ia kemudian memilih Mayor Pnb Bambang “Puffin” Samoedro, Mayor Pnb Agus “Dingo” Supriatna, Kapten Pnb M. Syaugi “Wild Geese”, Kapten Pnb Tatang “Python” Harlyansyah, Kapten Pnb Anang “Morgan” Nurhadi Susilo, dan Lettu Pnb Agung “Sharky” Sasongkojati sebagai anggota tim aerobatiknya.

Setelah tim awal terbentuk, mereka mulai melaksanakan latihan yang akan ditampilkan sebagai formasi udara. Latihan dimulai dengan melaksanakan secara bertahap formasi dua pesawat hingga berlanjut menjadi empat pesawat.

Secara kebetulan, pada bulan Agustus 1994, sebelum ada instruksi resmi dari KSAU, para personel penerbang Skadron Udara 3 tersebut mendapat undangan untuk menyaksikan penampilan tim aerobatik Angkatan Udara AS (USAF) yaitu The Thunderbirds di pameran kedirgantaraan Singapore Airshow 1994.

Di Singapura itu, para personel penerbang Skadron Udara 3 berkesempatan berdiskusi dengan para penerbang Thunderbirds mengenai metode latihan aerobatik mereka.

Dari hasil diskusi dengan tim The Thunderbirds, disadari bahwa membentuk suatu tim aerobatik itu tidak mudah. Selain membutuhkan waktu yang lama, juga diperlukan latihan-latihan dan instruktur profesional yang sudah berpengalaman.

Meski demikian, persiapan untuk pembentukan tim aerobatik Blue Falcon tetap dilaksanakan dengan menyiapkan enam pesawat F-16, terdiri dari empat pesawat sebagai formasi utama dan dua pesawat sebagai pesawat solo.

Dengan meniru manuver-manuver The Thunderbirds melalui tayangan video, tim Skadron Udara 3 selama empat bulan berlatih dan mempelajari manuver-manuver yang akan ditampilkan.

Akhirnya, pada peringatan HUT TNI AU ke 49 pada 9 April 1995 di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta tim aerobatik F-16 TNI AU sudah bisa tampil. Tidak banyak yang tahu bila tim aerobatik ini belajar secara otodidak dengan mempelajari manuver-manuver The Thunderbirds.

Seperti instruksi KSAU saat itu, sasaran utama tim aerobatik F-16 TNI AU adalah untuk pertunjukan udara pada HUT ke-50 ABRI dan pelaksanaan Indonesia Air Show tahun 1996. Tim yang awalnya menamakan diri Blue Falcon ini sudah memiliki anggota tim yang terdiri sebagai berikut:

  1. Lekol Pnb Rodi “Cobra” Suprasodjo sebagai Leader (Pesawat nomor 1)
  2. Kapten Pnb Tatang “Python” Harlyansyah di sayap kanan (Pesawat nomor 2)
  3. Kapten Pnb Anang “Morgan” Nurhadi di sayap kiri (Pesawat nomor 3)
  4. Mayor Pnb Dede “Viper” Rusamsi di posisi slot (Pesawat nomor 4)
  5. Mayor Pnb Bambang “Puffin” Samoedro di posisi kiri luar (Pesawat nomor 5)
  6. Lettu Pnb Agung “Sharky” Sasongkojati di posisi kanan luar (Pesawat nomor 6)

Sementara itu, Mayor Pnb Agus “Dingo” Supriatna dan Kapten Pnb M. Syaugi “Wild Geese” tidak bisa ikut melanjutkan kegiatan di tim aerobatik Blue Falcon karena harus berangkat ke Amerika Serikat untuk mengikuti pendidikan F-16 Advanced Weapon Course di Tuckson, Arizona.

Dalam penampilan perdananya pada 9 April 1995, tim aerobatik Blue Falcon mendapat apresiasi dari berbagai pihak. Meski demikian, seperti sudah disebutkan di awal, untuk membentuk tim aerobatik lebih baik lagi perlu dilatih oleh instruktur profesional yang sudah berpengalaman. TNI AU pun kemudian mendatangkan instruktur dari The Thunderbirds pada bulan Juni 1995.

Tiga orang instruktur dari The Thunderbirds yang melatih tim aerobatik Blue Falcon adalah Mayor Peter McCaffrey (spesialis solo), Kapten Matthew E. Byrd (spesialis wing) dan Kolonel Steve “boss” Trent mantan Leader The Thunderbirds.

Sayang, pelatihan ini hanya bisa diikuti oleh empat penerbang Skadron Udara 3. Sebab, Mayor Pnb Agus Supriatna dan Kapten Pnb M. Syaugi pergi ke AS untuk mengikuti pendidikan di negeri Paman Sam. Sementara Mayor Pnb Dede Rusamsi selanjutnya telah mendapat tugas baru sebagai Komandan Skadron Udara 14 dengan pesawat F-5E/F Tiger II.

Sehingga, mereka yang mendapatkan pendidikan langsung aerobatik F-16 dari instruktur The Thunderbirds adalah Letkol Pnb Rodi Suprasodjo, Mayor Pnb Bambang Samoedro, Kapten Pnb Tatang Harlyansyah, Kapten Pnb Anang Nurhadi, dan Lettu Pnb Agung Sasongkojati.

Setelah mendapat pelatihan dari instruktur The Thunderbirds pada bulan Juni 1995, penampilan tim aerobatik F-16 TNI AU semaik bagus. Pada HUT ABRI 5 Oktober 1995, tim ini mendapat acungan jempol atas penampilannya.

Kemudian, sebelum tampil di IAS 1996, tim berlatih lagi dan tampil dalam acara Gebyar Dirgantara 1996 di Lanud Iswahjudi.

Pada IAS 1996, tim aerobatik Elang Biru mendapatkan apresiasi puncaknya yang mengharumkan nama TNI AU dan Indonesia di kancah internasional.

Mengenai nama Blue Falcon, nama ini awalnya dipilih dari nama Fighting Falcon yang menjadi nama F-16 serta Blue atau biru yang menjadi warna langit dan warna yang mencerminkan TNI Angkatan Udara.

Sementara perubahan ke nama Elang Biru, merupakan pengindonesiaan dari Blue Falcon.

“Nama ini merupakan pengindonesiaan dari Blue Falcon,” kata Leader Elang Biru Letkol Pnb Rodi Suprasodjo kala itu.

-Poetra-

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *