AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Kondisi medan perang di Ukraina saat ini ‘tidak ideal’ untuk penggunaan jet tempur F-16, kata Letnan Jenderal Douglas Sims, Direktur Operasi Staf Gabungan AS pada 13 Juli.
“Kondisi saat ini untuk penggunaan F-16 mungkin tidak – mereka mungkin tidak ideal,” kata sang jenderal pada konferensi pers seperti diberitakan The Kyiv Independent.
Hal itu disebabkan karena Rusia masih memiliki kemampuan pertahanan udara.
“Maksud saya, Rusia masih memiliki beberapa kemampuan pertahanan udara. Mereka memiliki kemampuan udara. Dan jumlah F-16 yang akan disediakan mungkin tidak sempurna untuk apa yang terjadi saat ini,” jelasnya.
Namun Sims menambahkan bahwa situasinya berubah dari waktu ke waktu dan ini akan menentukan bagaimana jet tempur akan digunakan di masa depan.
Pentagon juga mengatakan bahwa Denmark dan Belanda telah memimpin pelatihan pilot Ukraina dengan F-16.
Sementara AS menghargai upaya ini, juru bicara Pentagon Brigadir Jenderal Patrick Ryder tidak mengungkapkan informasi apa pun tentang peran Amerika dalam prakarsa tersebut.
Menteri Pertahanan Ukraina Oleksii Reznikov mengumumkan pada 11 Juli bahwa koalisi jet tempur telah resmi dibentuk pada KTT Vilnius NATO.
Secara khusus, dia menyoroti peran mitra Belanda dan Denmark, menambahkan bahwa pelatihan akan dimulai paling cepat Agustus dan pusat pelatihan akan didirikan di Rumania.
Pada bulan Mei, sekutu setuju untuk membangun koalisi untuk membantu pengadaan jet F-16 buatan AS untuk Ukraina dan melatih pilot pesawat tempur Ukraina.
Ukraina telah menerima jet tempur MiG-29 era Soviet dari Polandia dan Slovakia tetapi telah mendorong pesawat yang lebih canggih.
Kementerian Pertahanan Ukraina sebelumnya mengatakan membutuhkan setidaknya 48 jet tempur F-16 untuk membebaskan wilayah dari Rusia.
-JDN-