AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Ukraina selangkah lebih dekat untuk mendapatkan rudal balistik taktis MGM-140 Army Tactical Missile System (ATACMS) dari Amerika Serikata.
Rudal buatan Lockheed Martin yang akan dikirim oleh AS ini dapat mencapai target hingga jarak 200 mil (322 km) dengan pukulan kinetik yang jauh lebih kuat dibanding senjata berpemandu presisi lainnya yang digunakan Ukraina saat ini.
The Wall Street Journal pada 29 Juni melaporkan mengutip beberapa pejabat AS dan Uni Eeropa.
ATACMS dikembangkan dari platform artileri roket M270 HIMARS. Sistem rudal ini dapat mengirimkan hingga 560 kg muatan eksplosif.
Sumber tersebut mengatakan bahwa masalah tersebut saat ini sedang dibahas di tingkat tertinggi pemerintahan.
Telah dikemukakan bahwa faksi-faksi di dalam pemerintah AS, termasuk di Gedung Putih, yang sebelumnya menyatakan keengganan, kini menyadari kebutuhan mendesak untuk meningkatkan kemampuan Ukraina.
“Di tengah gejolak domestik di Rusia, di mana selama akhir pekan pendiri pasukan tentara bayaran Wagner melakukan pemberontakan yang gagal, pejabat AS dan Eropa mengindikasikan bahwa sekarang mungkin saatnya untuk menyediakan persenjataan yang lebih canggih,” tulis artikel tersebut.
Seorang pejabat tinggi dari Kementerian Pertahanan Ukraina juga mengindikasikan bahwa Kyiv telah menerima tanggapan positif dari Washington terkait transfer sistem ATACMS dalam beberapa pekan terakhir.
Ukraina telah menyatakan kebutuhannya akan rudal jarak jauh, terutama untuk menargetkan pangkalan militer Rusia di Krimea yang diduduki.
Sebelumnya, Komite Urusan Luar Negeri DPR AS mendukung resolusi yang mendesak pemerintahan Presiden Joe Biden untuk memasok rudal ATACMS ke Ukraina.
Pada 16 Juni, RUU anggaran pertahanan diajukan ke Kongres AS, yang mengusulkan alokasi $80 juta untuk pembelian dan transfer rudal ATACMS ke Ukraina.
Menteri Pertahanan Ukraina Oleksii Reznikov sebelumnya menyatakan bahwa Amerika Serikat ragu-ragu untuk mentransfer rudal ATACMS ke Ukraina, karena khawatir Angkatan Bersenjata Ukraina mungkin menargetkan wilayah Rusia dengan senjata baru tersebut.
-Poetra-