AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Serbia, seperti Belarus, telah mempertahankan hubungan keamanan dengan Rusia, langkah yang jarang dilakukan di antara bekas anggota Pakta Warsawa dan negara-negara pecahan Yugoslavia.
Serbia diketahui telah memodernisasi pertahanan udaranya sejak akhir 2010-an, dengan mengakuisisi jet tempur MiG-29 dari Rusia dan Belarus, serta sistem pertahanan udara mobile Pantsir-S dari Rusia.
Memiliki penerbangan tempur yang kecil, menjadikan Serbia mengalihkan fokusnya ke sistem pertahanan udara berbasis darat yang efektif.
Laporan terakhir menunjukkan bahwa Serbia mungkin dapat memperoleh sistem rudal pertahanan udara canggih S-400 dari Rusia, seperti dilansir dari Bulgarian Military (28/6).
Desas-desus tentang akuisisi S-400 oleh Serbia ini muncul pertama ketika sistem ini digunakan dalam latihan di Serbia pada 2019.
Saat itu, rudal S-400 ditempatkan di pangkalan Batajnica dekat Beograd, Serbia dan memulai latihan tembakan langsung dari Perisai Slavia.
Kementerian Pertahanan Serbia kala itu menyatakan bahwa latihan pertahanan udara seperti ini akan rutin dilakukan, yang bertujuan untuk meningkatkan kerja sama perang udara Rusia dan Serbia.
Latihan tersebut menunjukkan kehebatan S-400, disimulasikan 14 pesawat Serbia bertindak sebagai musuh dan dengan cepat dihancurkan oleh sistem S-400, yang total menembakkan 26 rudal.
Sistem rudal S-400 memiliki mobilitasnya yang tinggi dan dengan banyak radar, memberikannya kesadaran situasional yang luar biasa, bahkan terhadap target siluman.
Sistem ini dikembangkan untuk melawan jet siluman (stealth) dan memiliki jangkauan yang sangat jauh hingga 400 km, dua kali lipat dari aset pertahanan udara Barat yang serupa.
Namun belum diketahui, berapa jumlah sistem S-400 yang akan diakuisisi Serbia, mengingat mahalnya sistem ini. Diperlukan biaya 500 juta dolar untuk satu resimen S-400.
-RBS-