AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Pemerintah Rusia menyatakan akan mengambil tindakan balasan jika jet tempur F-16 buatan Barat muncul di langit di atas Ukraina.
Ancaman itu disampaikan Menteri Luar Negeri Moskow Sergey Lavrov saat diwawancarai saluran televisi Russia Today akhir pekan lalu.
Menurut Lavrov, Rusia telah mengeluarkan demarkasi yang sangat serius sehubungan dengan kemungkinan pengiriman pesawat F-16 ke Kiev.
Dia juga mengklaim bahwa jet tempur akan digunakan oleh Angkatan Bersenjata Ukraina untuk membawa senjata nuklir dan menyerang pasukan Rusia.
“Sekarang ada pembicaraan tentang pesawat F-16 yang memang bisa diperlengkapi untuk membawa senjata nuklir. Kami telah mengatakannya secara terbuka,” kata Lavrov.
“Tentu saja … tanggapan militer-teknis akan menyusul,” lanjutnya.
Sejak awal invasi pada Februari 2022, Pemerintah Ukraina telah meminta jet tempur dari sekutu internasional untuk memberikan dukungan udara taktis ke garis depan.
Presiden Volodymyr Zelensky bahkan menyatakan bahwa penundaan pengiriman pesawat tempur seperti F-16 dapat memperpanjang perang dan mengakibatkan lebih banyak kerusakan.
Polandia dan Slovakia telah menjanjikan pesawat tempur ke Kiev untuk melindungi warga sipil dari banyak bom yang jatuh di rumah mereka.
Tetapi Presiden AS Joe Biden mengatakan awal tahun ini bahwa dia tidak akan mengirim pesawat tempur F-16 yang diminta untuk membantu Ukraina dalam perangnya melawan Rusia.
Juru bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price juga mengatakan kepada wartawan bahwa sistem pertahanan berbasis darat jauh lebih efektif dalam menyerang balik angkatan udara Rusia yang hebat.
“Kami akan terus memberi mitra Ukraina kami sistem permukaan-ke-udara yang mereka butuhkan untuk menghadapi ancaman yang mereka hadapi dari rudal Rusia, dari roket Rusia, dari artileri,” ujarnya.
Meskipun tidak memiliki jaminan bahwa F-16 akan dikirim ke Ukraina, raksasa pertahanan Amerika Lockheed Martin mengatakan siap membantu jika AS membatalkan keputusan sebelumnya.
Perusahaan dapat melatih pilot Ukraina untuk menerbangkan dan merawat pesawat, menurut Chief Operating Officer Lockheed Martin Frank St John.
“Kami berdiri, siap untuk tidak hanya mengisi kembali kebutuhan yang muncul dengan F-16 baru, tetapi juga setiap modifikasi F-16 serta pelatihan, peralatan, dan sistem,” ujarnya.
-JDN-