AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Helikopter merupakan moda transportasi yang multifungsi dan sangat dibutuhkan oleh bangsa Indonesia. Helikopter dapat menjangkau daerah-daerah yang sulit, yang tidak bisa dijangkau oleh moda transportasi lain.
Selain sebagai angkutan bisnis penumpang dan kargo, helikopter juga bisa dipakai untuk keperluan penanganan bencana alam, ambulance udara, penanganan kebakaran, pertolongan bencana alam, dan SAR. Helikopter bisa menjangkau daerah perkotaan, pedesaan, pegunungan, bahkan kapal yang berlayar.
Untuk itu helikopter sangat dibutuhkan Indonesia yang mempunyai wilayah kepulauan.
Pengembangan helikopter untuk berbagai fungsi tersebut harus dilakukan, terutama untuk mengantisipasi perkembangan teknologinya seperti misalnya electrical vertical take off landing (eVTOL) atau drone helikopter yang saat ini sedang dikembangkan oleh para produsennya.
Agar pengembangan industri dan bisnis helikopter di Indonesia berjalan dalam koridor keselamatan, keamanan dan kenyamanan (Safety, Security, Services + Compliance/ 3S+1C) , diperlukan aturan-aturan yang mendukung seperti misalnya aturan terkait terbang malam dan sebagainya.
Hal tersebut disampaikan oleh Ketua Umum INACA Denon Prawiraatmadja saat pembukaan Heli Expo Asia (HEXIA) 2023 di Cengkareng Heliport (CHP), Kompleks Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Kamis 15 Juni.
Hexia 2023 secara resmi dibuka oleh Menteri Perhubungan yang diwakili Direktur Kelaikudaraan dan Pengoperasian Pesawat Udara, Ditjen Perhubungan Udara, Capt. M Mauluddin. Hexia 2023 akan berlangsung selama 4 hari pada 15-18 Juni. Menurut siaran INACA melalui lamannya, HEXIA 2023 acara ini diikuti sekitar 30 eksibitor terkait helikopter dari dalam dan luar negeri.
Dalam sambutannya Menteri Perhubungan mengatakan, pemerintah menghargai helikopter terutama karena perannya yang multifungsi dan dapat menjangkau berbagai wilayah.
Helikopter dapat membantu pengembangan pariwisata dan perekonomian nasional dan mendukung program konektivitas transportasi yang dijalankan pemerintah.
Untuk itu pemerintah bersama stakeholder penerbangan saat ini sedang bersinergi positif untuk membuat regulasi terkait helikopter sehingga sisi bisnis dan keselamatan dapat berjalan seimbang.
Dalam pemantauan langsung Airspace Review di lokasi kegiatan, pelaksanaan HEXIA pada hari pertama langsung mendapat sambutan yang luar biasa.
Direktur HEXIA T. Iskandar Muda dalam wawancara dengan Airspace Review di lokasi acara mengatakan, diselenggarakannya HEXIA 2023 didasari oleh dua aspek.
Aspek pertama adalah dari sisi bisnis untuk meningkatkan industri dirgantara di Indonesia, di mana market untuk industri helikopter di Indonesia masih rendah.
“Kemudian aspek yang kedua adalah untuk menumbuhkan edukasi dan minat terhadap kedirgantaraan, ini yang tidak ada di ekspo lainnya dan ini yang pertama di Indonesia,” ujarnya.
Di tempat yang sama, Denon Prawiraatmadja mengatakan kepada Airspace Review bahwa kehadiran helikopter di Indonesia sudah lebih dari 30 tahun. Tetapi pemanfaatan fungsi dari helikopter di Indonesia ini masih minim bila dibandingkan dengan di negara lain seperti di Jepang, Perancis, dan Amerika Serikat itu sudah beragam. Di negara-negara tersebut utilisasi helikopter sudah sangat beragam, baik untuk.
“Melalui HEXIA ini saya berharap masayarakat lebih mengenal utilisasi helikopter. Jadi targetnya masyarakat bisa kenal dengan helikopter dan mereka bisa berkarier atau berbisnis di dunia helikopter,” ujarnya.
-Poetra-