AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Rekaman drone pengintai bersenjata baru Rusia yang ditengarai sebagai Sirius, beredar secara luas di media online.
Drone itu terlihat selama uji terbang dari Lapangan Terbang Protasovo, dekat Ryazan di Rusia tengah.
Sirius adalah jenis drone High-Altitude Long-Endurance (HALE) dengan kapasitas muatan besar. Sebelumnya drone ini dikenal juga dengan nama Inokhodets-RU.
Secara dimensi drone ini lebih besar dari drone Orion yang kini telah digunakan Rusia dan kerahkan dalam perang melawan Ukraina.
Sirius dibekali dua mesin, sementara Orion hanya satu. Muatan dan jangkauan operasi Sirius juga lebih baik dibandingkan Orion.
Untuk spesifikasinya, Sirius memiliki lebar sayap 23 m, panjang 9 m, berat lepas landas maksimum (MTOW) 2 – 2,5 ton, dan beban muatan hingga 450 kg.
Ketinggian terbangnya mencapai 7.000 m dengan kecepatan jelajah 180 km/jam, dan dapat mengudara selama 24 jam.
Sebagai drone serang, tersedia empat titik gantungan senjata, masing-masing dua di setiap sayapnya. Drone ini dapat membawa rudal udara ke permukaan atau bom pintar.
Dilaporkan, prototipe bersenjata Sirius telah berhasil diuji selama operasi militer khusus Rusia melawan Ukraina.
Drone berhasil menghancurkan pos komando dan pengamatan pasukan Ukriana di wilayah Republik Rakyat Donetsk dengan menggunakan amunisi udara berpemandu.
Kontrak pengadaan Sirius telah ditandatangani antara Kementerian Pertahanan Rusia dengan Kronshtadt pada gelaran forum Army-2022, namun tak disebutkan berapa unit yang dipesan.
Sirius akan diproduksi secara serial di fasilitas produksi khusus pertama yang dibangun oleh Kronshtadt di Dubna (pusat hi-tech dekat Moskow), khusus untuk pembuatan drone ukuran besar.
TASS melaporkan, pengiriman massal drone Sirius ke militer Rusia dimulai pada 2023 ini. Drone tersebut akan mendapatkan nama baru yaitu Pacer-RU.
-RBS-