AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Menghadapi kekuatan besar baru seperti China, Angkatan Udara AS (USAF) mengatakan bahwa pilot tempur saja tidak cukup. USAF membutuhkan lebih banyak drone loyal wingman untuk meningkatkan kekuatan udara yang masif.
Seperti banyak dibahas para ahli, kekuatan angkatan udara modern pada gilirannya akan bertumpu pada armada tempur udara kolaboratif, pesawat tempur berawak dan tidak berawak.
Kalaupun pilot tempur masih dibutuhkan, mereka tetap harus ditopang dengan kekuatan armada tempur tambahan yang melibatkan Drone Bersenjata (UCAV).
Loyal Wingman, istilah yang disematkan pertama kali pada MQ-28 Ghost Bat untuk Angkatan Udara Australia (RAAF), kini dikembangkan oleh berbagai negara maju, baik secara sendiri-sendiri maupun berkolaborasi.
Pesawat nirawak ini dibuat untuk melengkapi jet tempur generasi kelima, lebih-lebih jet tempur generasi keenam.
Wakil Kepala Staf USAF Bidang Perencanaan dan Program Letnan Jenderal Richard Moore mengatakan, perlu bagi USAF untuk membangun dan mengoperasikan sedikitnya 1.000 drone loyal wingman untuk melengkapi armada jet tempur berawak.
Moore menambahkan, dengan dipensiunkannya armada F-15C Eagle, A-10 Warthog, dan beberapa F-22 serta F-16 tua, USAF harus menambah kekuatan dengan mengakuisisi lebih banyak loyal wingman.
Platform tempur Next-Generation Air Dominance (NGAD) yang akan dioperasikan mulai akhir dekade ini pada saatnya nanti akan membutuhkan dukungan dari loyal wingman.
USAF dihadapkan pada pemotongan anggaran pertahanan yang besar. Lebih efisien dan efektif adalah salah satu cara untuk mengatasi hal itu.
“Kita harus menemukan cara untuk menciptakan massa yang terjangkau, dan di situlah pesawat tak berawak masuk,” ujar Moore dikutip Defense News.
Di samping loyal wingman, angkatan udara modern juga membutuhkan loitering munition atau drone kamikaze untuk serangan one way ticket yang murah namun berefek fatal bagi lawan.
Amunisi berkeliaran di udara cukup sulit untuk ditangkal mengingat kemampuannya yang dapat terbang rendah.
Drone kamikaze telah tumbuh menjadi satu kekuatan udara yang efektif seperti terlihat dalam perang Rusia-Ukraina saat ini maupun beberapa perang sebelumnya.
-Poetra-