AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Selain drone kamikaze Shahed-136 (Geran-2) yang dipasok Iran, amunisi berkeliaran Lancet-3 Rusia adalah momok dari udara yang menakutkan bagi pasukan Ukraina.
Bila Shahed-136 lebih banyak menyasar target statis seperti fasilitas militer ataupun infrastruktur penting lainnya, maka Lancet-3 digunakan memburu peralatan perang Ukraina.
Digadang-gadang, Lancet-3 bertanggung jawab menghancurkan hampir 45 persen sistem senjata artileri yang ditarik (towed) dan bergerak sendiri (SPH) milik pasukan Ukraina sejak invasi dimulai Februari 2022 silam.
Menurut situs terbuka Oryx, drone Lancet-3 telah mencetak lebih dari 100 serangan sukses pada target Ukraina selama perang.
Dalam pekan-pekan terakhir, Lancet-3 bahkan menuai kesuksesan besar.
Pada 28 April 2023, beredar video Lancet-3 berhasil menghancurkan empat sistem rudal pertahanan udara S-300 Ukraina.
Di hari yang sama, Lancet-3 juga berhasil melumpuhkan sistem antipesawat Gepard SPAAG sumbangan Jerman.
Sebelumnya, pada 18 April 2023, kapal patroli Ukraina di Sungai Dnipro terbakar setelah dihantam oleh Lancet-3.
Mengenai Lancet-3, merupakan jenis amunisi berkeliaran yang dikembangkan oleh perusahaan Rusia ZALA Aero Group (bagian dari Kalashnikov Concern).
Lancet-3 dapat digunakan untuk misi pengintaian dan serangan. Memiliki jangkauan maksimum 40 km dan berat lepas landas maksimum (MTOW) hingga 12 kg.
Lancet-3 dapat diluncurkan melalui peluncur katapel dari peron darat atau laut seperti kapal patroli ringan kelas Raptor.
Lancet-3 dibekali fitur panduan optik-elektronik dan unit panduan TV, yang memungkinkannya untuk dikendalikan selama tahap terminal penerbangan.
Drone bersayap model double huruf X ini juga memiliki modul kecerdasan, navigasi, dan perangkat komunikasi canggih.
Dalam mode tempur, senjata ini dapat dibekali dengan hulu peledak tinggi (HE) atau hulu peledak HE-fragmentasi.
Saat menemukan targetnya, Lancet-3 yang dibekali penggerak motor listrik ini menukik tajam dengan kecepatan 300 km/jam.
-RBS-