AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Brigade Pertahanan Udara ke-71 dari Grup Tentara ke-71 PLA (Tentara Pembebasan Rakyat) China baru saja menerima peralatan militer baru CS/SA5 Self-Propelled Anti-Aircraft Gun (SPAAG).
Sistem pertahanan udara ini dikembangkan oleh perusahaan NORINCO (China North Industries Group Corporation Limited).
CS/SA5 dirancang untuk memberikan pertahanan udara jarak dekat bagi pasukan darat terhadap berbagai ancaman udara seperti pesawat terbang rendah, helikopter, dan drone.
Selain peran antipesawat utamanya, CS/SA5 juga dapat berfungsi sebagai senjata pendukung darat, melawan kendaraan lapis baja ringan dan sasaran infanteri dengan kanon 35 mm yang diusungnya.
CS/SA5 didasarkan pada kendaraan lapis baja berpenggerak 8X8 berbasis kendaraan tempur infanteri ZBL-08.
Persenjataan utama CS/SA5 terdiri dari kanon Gatling 30 mm 6 laras yang mampu menembakkan berbagai jenis amunisi, termasuk peluru penembus lapis baja dan peluru berdaya ledak tinggi.
Kanon Gatling ini memiliki tingkat tembakan yang tinggi, mulai dari 2.000 hingga 6.000 putaran per menit. Jangkauan tembak efektifnya berkisar antara 2.000 hingga 4.000 m.
Kemampuan tembakan cepat ini memungkinkannya melibatkan banyak target dalam waktu singkat, menjadikannya efektif melawan ancaman udara yang bergerak cepat seperti pesawat terbang rendah, helikopter, dan drone.
Di setiap sisi turret juga dipasang dua sistem rudal pertahanan udara portabel (MANPADS) FN-6A yang dikembangkan oleh perusahaan pertahanan milik negara China, China National Precision Machinery Import and Export Corporation. (CNPMIEC).
FN-6A memiliki jangkauan efektif sekitar 6 km dan ketinggian maksimum sekitar 3,8 km juga digunakan menyasar target udara terbang rendah.
Atap turret CS/SA5 dilengkapi dengan radar deteksi yang terletak di bagian belakang dan pemandangan pelacakan termal siang/malam di bagian depan.
-RBS-