Pentagon Leaks: Rudal antisatelit ruang angkasa China mengintai satelit AS

Rudal Antisatelit China_ CCTV_ Airspace ReviewCCTV

AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Pentagon Leaks (istilah yang digunakan untuk membocorkan dokumen rahasia dari Pentagon dan Departemen Luar Negeri) baru-baru ini melakukan banyak kerusakan pada intelijen Amerika Serikat (AS) saat ini.

Salah satu bagian dari Pentagon Leaks menampilkan situasi sulit yang dihadapi Taiwan jika terjadi serangan oleh China. Intelijen AS menegaskan bahwa Taiwan rentan.

Namun, dokumen yang bocor juga menunjukkan bahwa AS juga rentan terhadap konflik antara China dan Taiwan.

Bukan rahasia lagi bahwa Washington akan berusaha melindungi Taipei. Salah satu caranya adalah dengan memberikan informasi intelijen. Artinya ini berarti penggunaan aktif satelit AS, seperti dilansir Bulgarian Military (16/4).

Informasi intelijen juga saat ini diberikan AS kepada Angkatan Bersenjata Ukraina.

Bisakah China menyerang satelit AS?

Menurut dokumen yang bocor, intelijen AS menunjukkan bahwa Beijing akan mencoba menyerang dan menembak jatuh satelit AS. China memiliki kemampuan luar angkasa yang dapat memengaruhi intelijen AS..

Jika hal ini benar-benar terjadi, maka ini adalah situasi terburuk bagi Taiwan dan AS di Pasifik. Kenyataannya, Jepang dan Australia juga akan kehilangan aliran data.

Dean Cheng, dari Potomac Institute for Policy Studies, mengatakan, jika China berhasil “menonaktifkan” satelit AS, situasi di kawasan akan menjadi “lebih berdarah” .

Ditambahkan Dean, China akan menenggelamkan lebih banyak kapal perang, menembak jatuh banyak pesawat, dan membunuh lebih banyak tentara Taiwan.

China telah melakukan uji coba tahun 2007

Pada 11 Januari 2007, China melakukan uji coba rudal antisatelit. Satelit cuaca China Fengyun dengan bobot 750 kg ditembak jatuh pada ketinggian 865 km menggunakan kendaraan pembunuh kinetik (KKV) yang melaju dengan kecepatan 8 km/detik.

Tahun 2020, dilaporkan Beijing telah membuat kemajuan serius dalam mengarahkan rudal dan senjata laser ke satelit orbit rendah.

Menurut EurAsian Times, China bahkan mungkin memiliki senjata nuklir antisatelit. Klaim ini didasarkan pada sebuah studi oleh Northwest Institute of Nuclear Technology di Xi’an.

Ilmuwan di institut ini telah mengembangkan model untuk menilai kerusakan saat menggunakan senjata nuklir di luar angkasa.

Disebutkan, jika hulu ledak nuklir dengan muatan 10 megaton diledakkan di ketinggian 80 km, rudal tersebut bahkan tidak perlu mengenai satelit. Satelit hanya akan rusak oleh efek dari hulu ledak nuklir yang diledakkan.

China juga mengembangkan teknologi DEW (Directed Energy Weapon), sebuah sistem antipesawat energi terarah berbasis darat. Dan saat ini mereka mengembangkan versi antisatelitnya.

Parahnya, Pentagon Leaks juga mengungkapkan bahwa dalam hitungan seminggu Angkatan Udara China (PLAAF) dapat membangun kendali atas seluruh pulau (Formosa).

Artinya, jet tempur dan sistem pertahanan udara Taiwan dapat dilenyapkan dalam waktu singkat.

-RBS-

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *