AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Dokumen rahasia milik intelijen Amerika Serikat yang bocor menyebutkan, China akan meraih penguasaan udara (air superiority) lebih cepat dari Taiwan.
Hal ini berbeda dengan kegagalan Rusia di Ukraina tahun lalu, sebut dokumen itu dikutip media AS pada hari Sabtu.
Dokumen rahasia tersebut, diduga dibocorkan oleh seseorang dari Garda Nasional AS. Hal ini dinilai sebagai pelanggaran keamanan terburuk AS dalam satu dekade.
Disebutkan dalam dokumen itu, para Pemimpin Angkatan Bersenjata Taiwan meragukan pertahanan udara mereka dapat mendeteksi peluncuran rudal China secara akurat. Sementara hanya sekitar setengah dari pesawat mereka yang mampu terlibat secara efektif untuk melawan musuh.
Laporan intelijen AS juga mengatakan, Taiwan membutuhkan waktu hingga seminggu untuk memindahkan pesawat tempur mereka ke tempat perlindungan. Hal ini telah membuat para pejabat khawatir karena Taiwan rentan terhadap serangan rudal China.
Selain itu, penggunaan kapal sipil China termasuk feri penumpang untuk tujuan militer. telah menghambat kemampuan komunitas intelijen AS guna memprediksi kapan invasi China terhadap Taiwan, tulis The Washington Post.
Pentagon mengkritik latihan rudal Taiwan yang dinilai belum siap untuk menghalau serangan China.
Sementara itu, Presiden China Xi Jinping telah melakukan perombakan besar-besaran tentara China untuk memperluas dan memodernisasikannya.
Tentara Pembebasan Rakyat disinyalir memiliki kapasitas 14 kali dari ukuran Angkatan Bersenjata Taiwan.
Di lain pihak, Kementerian Pertahanan Taiwan yakin jika kekuatan militernya akan mampu mempertahankan pulau itu.
Pekan lalu, Taiwan menggelar latihan tanggap darurat skala besar yang memberlakukan beragam skenario, termasuk serangan rudal dan senjata kimia oleh China.
Latihan itu dilakukan hanya beberapa hari setelah China mengadakan latihan militer terbarunya di sekitar pulau itu, berjarak 100 mil (160 kilometer) di lepas pantai daratan China.
Jet tempur dan kapal perang China terus mengitari Taiwan, bahkan setelah latihan besar-besaran berakhir.
Kementerian pertahanan Taiwan mendeteksi tujuh kapal Angkatan Laut China dan 26 pesawat militer China antara hari Rabu dan Kamis pagi, pekan lalu.
Dikatakan, 14 pesawat telah melintasi garis median tidak resmi yang memisahkan pulau itu dari China daratan.
Pada kunjungannya ke Beijing pada hari Jumat, Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock memperingatkan China bahwa eskalasi militer di Selat Taiwan akan menjadi skenario horor bagi seluruh dunia.
-Poetra-