Jet tempur J-6 dan J-7 Angkatan Udara China diubah menjadi drone kamikaze

J-6 dan J-7_ Airspace ReviewChina Military

AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – China diyakini telah mengubah beberapa jet tempur lamanya yang berasal dari era Perang Dingin menjadi drone tempur.

Pesawat tempur tua seperti J-6 dan J-7 yang secara progresif telah dihentikan sejak sekitar tahun 2018, adalah kelinci percobaan utamanya.

Dilansir oleh Air Recognition (6/4), drone tersebut menurut beberapa ahli dapat digunakan sebagai drone bunuh diri (kamikaze). Misalnya untuk menghantam pertahanan udara Taiwan sebagai awal dari serangan China bila perang antara kedua negara terjadi.

Mengenai J-6 dan J-7, masing-masing pesawat adalah versi China dari MiG-19 dan MiG-21 Uni Soviet. Pesawat-pesawat tersebut dibangun antara tahun 1950-an dan 1960-an.

Menurut laporan tahunan dari International Institute of Strategic Studies (IISS), Angkatan Udara Tentara Pembebasan Rakyat (PLAAF) masih memiliki hampir 300-an J-7. J-6 dan J-7 ini dapat dengan mudah diubah menjadi uncrewed combat air vehicle (UCAV) untuk peran baru tersebut.

Dilaporkan pada tahun 2021, selama latihan di dekat wilayah udara Taiwan, empat J-7 bergabung dengan kelompok pesawat tempur J-16 yang lebih modern, yang tidak biasa untuk pesawat tua yang bahkan dianggap oleh Taiwan sebagai jet kakek-kakek.

Meski belum ada bukti yang dipublikasikan, beberapa pengamat mempertanyakan apakah J-7 ini telah dimodifikasi menjadi drone.

Sementara untuk J-6 sendiri, telah muncul laporan pada 2013 bahwa China telah mengubahnya sebagai umpan untuk membantu melaksanakan taktik Supression of Enemy Air Defense (SEAD).

J-6 juga akan dijadikan umpan untuk mengetahui titik keberadaan sistem pertahanan udara lawan, dalam hal ini adalah Taiwan, jika terjadi perang antara kedua negara.

Hal ini dikaitkan dengan sebuah foto satelit yang diambil pada 15 September 2021 oleh Planet Labs di wilayah Liancheng. Dalam foto tersebut terlihat ada 50 unit drone J-6 berada di sebelah landasan pacu pangkalan udara milik PLAAF tersebut.

Sementara Liancheng berjarak sekitar 400 km dari Taiwan, artinya negara pulau tersebut berada dalam jangkauan J-6 drone ini.

Namun demikian hingga kini China sendiri belum secara resmi mengakui adanya konversi J-6 juga J-7 menjadi pesawat tanpa awak (UCAV) ataupun menjadi drone kamikaze.

-RBS-

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *