AIRSPACE REVIEW (airspace-review.coom) – Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengakui bahwa tentara negaranya saat ini tidak dapat melancarkan serangan balasan terhadap pasukan Rusia di wilayah Timur.
Hal itu, kata dia, karena pasukannya telah kekurangan senjata yang diperlukan.
Pernyataan Zelensky ini dikutip surat kabar terbesar Jepang, Yomiuri Shimbun, yang mewawancarainya dalam perjalanan menggunakan kereta di Ukraina.
“Kami belum dapat meluncurkannya (serangan balasan). Tanpa tank, artileri, dan HIMARS, kami tidak dapat mengirim tentara pemberani kami ke garis depan,” ujar Zelensky.
Dia menegaskan bahwa Kyiv saat ini sedang menunggu pengiriman senjata dari negara-negara mitra.
Ditanya mengenai kemungkinan melanjutkan pembicaraan damai antara Ukraina dan Rusia, Zelensky berpendapat bahwa hal itu sama sekali tidak ada syarat.
Dia menyatakan bahwa dia skeptis tentang rencana perdamaian yang diusulkan oleh China.
“Kami belum menerima tawaran mediasi atau organisasi negosiasi dari China,” kata Presiden Ukraina itu.
Zelensy menyatakan siap untuk bertemu dengan Presiden China Xi Jinping dan dia mengundangnya ke Kyiv.
Senada dengan pemberitaan Yomiuri Shimbun, harian The Kyiv Independent memberitakan bahwa kondisi di timur Ukraina tidak baik karena pasukan Ukraina kekurangan amunisi.
Mengutip pernyataan Zelensky, pasukan Rusia menembakkan amunisi tiga kali lebih banyak daripada pasukan Ukraina setiap harinya.
“Kami sedang menunggu amunisi dari mitra kami,” kata Zelensky.
Pada 16 Maret, Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin mengatakan Ukraina tidak punya waktu untuk disia-siakan menjelang serangan balasan negara yang akan datang.
“Kami harus memenuhi komitmen yang dijanjikan dengan cepat dan penuh,” kata Austin dikutip Politico.
-JDN-