AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Rusia memperingatkan Amerika Serikat (AS) untuk tidak menerbangkan drone di atas Laut Hitam.
Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Ryabkov mengatakan, jatuhnya drone MQ-9 Reaper milik AS ke Laut Hitam lebih dari seminggu yang lalu itu karena pesawat tanpa awak tersebut terbang melalui wilayah udara yang sekarang dibatasi karena terjadi perang Rusia di Ukraina.
“Orang Amerika secara demonstratif, sinis, dan terang-terangan menolak legitimasi (wilayah udara Rusia yang dibatasi) dan menyatakan niat mereka untuk melanjutkan tindakan semacam ini,” ujar Ryabkov dikutip Kantor Berita Rusia TASS.
Ia menambahkan, AS seperti meminta tindakan balasan Rusia.
“Mereka mempermainkan saraf dan menguji kesabaran kami. Keamanan Rusia akan dijamin 100% dengan segala cara yang tersedia bagi kami. Dan tidak ada drone Amerika, yang dapat menggoyahkan tekad kami,” lanjut Ryabkov.
Sementara itu, Juru Bicara Utama Pentagon Brigjen Pat Ryder mengatakan, MQ-9 Reaper tidak berada di wilayah udara Rusia. Itu adalah penerbangan rutin drone tersebut namun terjadi insiden baru-baru ini.
“Kami terus melakukan operasi di Laut Hitam, terbang di wilayah udara internasional sesuai dengan hukum internasional di mana pun itu memungkinkan kami melakukannya,” ujar Ryder kepada wartawan di Pentagon, dikutip AP.
Peringatan dari Rusia diucapkan Moskow bersamaan dengan pemberian penghargaan kepada dua pilot pesawat tempur Su-27 Rusia atas tindakan mereka menjatuhkan drone AS pada 14 Maret 2023.
Menteri Pertahanan Rusia Sergey Shoigu memberikan Medali Bintang Emas dan Penghargaan Keberanian kepada para pilot dalam sebuah upacara hari Rabu di Moskow.
Menanggapi penghargaan yang diberikan Kremlin kepada pilot Su-27 Rusia, Juru Bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih John Kirby mengatkan bahwa hal itu sesuau yang aneh.
“Saya tidak tahu ada angkatan udara lain di dunia yang akan memberi penghargaan kepada pilot karena menabrak pesawat tak berawak,” ujar Kirby.
“Jika itu keberanian, saya kira mereka memiliki definisi yang berbeda tentang hal itu. Saya tidak tahu mengapa mereka memberikan penghargaan keberanian kepada seorang pilot yang, paling buruk, dengan jahat menempatkan dirinya dan propertinya dalam risiko besar, dan paling banter, hanyalah seorang idiot,” lanjut Kirby.
Insiden terjadi ketika pesawat tak berawak MQ-9 Reaper milik AS yang sedang melaksanakan misi pengintaian di atas perairan internasional, tiba-tiba diganggu oleh dua jet tempur Su-27 Rusia.
Pentagon mengatakan, pilot Rusia awalnya membuang bahan bakar ke drone dan mengganggunya selama hampir satu jam.
Salah satu jet Rusia itu kemudian memotong baling-baling belakang drone dan merusak kemampuannya untuk bertahan di udara.
-JDN-