AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Korea Utara telah mengonfirmasi peluncuran rudal balistik antarbenua (ICBM) Hwasong-17, yang dikenal sebagai “rudal monster” karena ukurannya yang luar biasa besar.
Peluncuran misil ini terdeteksi oleh negara tetangganya, Korea Selatan dan Jepang pada hari Kamis (16/3), beberapa jam sebelum Presiden Korea Selatan Yook Suk-Yeol dijadwalkan terbang ke Tokyo untuk pertemuan puncak dengan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida.
Media pemerintah Korea Utara pada hari Jumat (17/3) memberitakan hal itu untuk menunjukkan “sikap tanggap yang keras” dan merupakan tanggapan terhadap latihan militer provokatif dan agresif dari AS dan Korea Selatan.
Pada hari Jumat (17/3), AS dan Korea Selatan mengumumkan akan memulai latihan pendaratan amfibi skala besar Ssangyong mulai 20 Maret, dengan 40 personel Marinir Inggris ikut ambil bagian.
KCNA melaporkan, Hwasong-17 diluncurkan dari fasilitas di Bandara Internasional Pyongyang, menempuh ketinggian maksimum lebih dari 6.040 km dan terbang dengan jarak lebih dari 999 km sebelum mendarat di perairan lepas Laut Jepang.
Dalam peluncuran Hwasong-17 ini, pemimpin Korea Utara Kim Jong Un dan putrinya menyaksikan dari balkon. Dari foto yang diedarkan, mereka membelakangi kamera dan matahari terbenam dari balik gunung.
Hwasong-17 pertama kali diperkenalkan kepada publik saat mengikuti parade militer memperingati 75 tahun berdirinya Partai Buruh Korea (WPK).
Dilaporkan, rudal ini resmi berdinas di Pasukan Strategis Tentara Rakyat Korea pada 2020 dengan jumlah yang tidak diketahui.
Misil monster ini diperkirakan memiliki panjang sekitar 24-26 m, diameter antara 2,4-2,9 m, dengan bobot kisaran 80.000–150.000 kg.
Untuk mengangkut ICBM ini digunakan kendaraan erektor peluncur (TEL) dengan 11 poros (22 roda) buatan sendiri.
Hwasong-17 dibekali hulu ledak multi atau dikenal sebagai Multiple Independent Targetable Reentry Vehicle (MIRV) dengan muatan peledak konvensional dan nuklir.
MIRV ini bermuatan rudal balistik exoatmospheric yang berisi tiga atau empat hulu ledak, masing-masing mampu diarahkan untuk mencapai target berbeda.
Hwasong-17 didorong menggunakan empat motor roket tipe RD-250 (tahap pertama) berbahan bakar cair.
Kecepatan luncurnya digadang mencapai 22 Mach, sehingga sulit ditangkal dengan sistem pertahanan udara apapun.
Hwasong-17 dapat menjangkau sasaran maksimum sejauh 13.000 km, artinya mampu mencapai daratan Amerika Serikat.
-RBS-