MQ-9 Reaper, drone tempur Paman Sam yang kenyang pengalaman perang

MQ-9A ReaperGA-ASI

AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Pada 2 Februari 2001, 22 tahun yang lalu, prototipe drone intai serang MQ-9 Reaper sukses melakukan penerbangan perdananya dan resmi diperkenalkan pada 1 Mei 2007.

Setahun sebelumnya, di tahun 2006, Kepala Staf Angkatan Udara AS (USAF) Jenderal T. Michael Moseley mengatakan bahwa mereka telah beralih dari penggunaan UAV (drone) terutama dalam peran ISR (intelijen, pengawasan, dan pengintaian) sebelum Operasi Pembebasan Irak, berubah peran menjadi pemburu-pembunuh sejati dengan menggunakan MQ-9 Reaper.

Kehadiran MQ-9 Reaper adalah untuk menggantikan posisi MQ-1 Predator yang juga dikembangkan oleh perusahaan General Atomics Aeronautical Systems (GA-ASI).

Drone MQ-9 lebih besar, lebih berat, lebih mampu daripada MQ-1, namun tetap dapat dikendalikan oleh sistem darat (GCS) yang sama.

MQ-9 memiliki mesin turboprop baru Honeywell TPE331-10 berdaya 950 hp, lebih kuat dibandingkan MQ-1 yang hanya 115 hp.

Daya yang lebih besar ini memungkinkan MQ-9 untuk membawa muatan persenjataan 15 kali lebih banyak dan terbang sekitar tiga kali kecepatan MQ-1.

MQ-9 dilengkapi dengan enam gantungan senjata, dimana gantungan senjata bagian dalam masing-masing dapat membawa maksimum 680 kg dan memungkinkan pengangkutan tangki bahan bakar eksternal.

Sementara, gantungan senjata bagian tengah masing-masing dapat membawa maksimal 270 kg, sedangkan gantungan senjata terluar dapat membawa masing-masing maksimal 91 kg.

MQ-9 dapat membawa berbagai senjata termasuk bom dipandu laser GBU-12 Paveway II , rudal udara ke darat AGM-114 Hellfire II dan GBU-38 Joint Direct Amunisi Serang (JDAM).

Kecepatan terbang maksimum MQ-9 sekitar 480 km/jam dan kecepatan jelajah antara 280 –310 km/jam), dengan ketinggian operasional 50.000 kaki (15.000 m).

Daya tahannya adalah 30 jam saat melakukan misi ISR, dan berkurang menjadi 23 jam jika membawa muatan senjata penuh. Jangkaun operasionalnya sekitar 1.850 km.

MQ-9 dapat membawa berbagai kit misi dan kombinasi senjata dan muatan sensor untuk memenuhi kebutuhan tempur.

Mengadopsi rangkaian sensor penargetan multi-spektral Raytheon AN/AAS-52. Mencakup TV warna/monokrom siang hari, inframerah, dan TV yang diperkuat gambar dengan pengintai laser/penanda laser untuk menentukan target untuk amunisi berpemandu laser.

Drone berbadan ramping ini juga dilengkapi dengan Lynx Multi-mode Radar yang berisi radar aperture sintetis (SAR), serta indikasi target bergerak di darat (GMTI) dengan kemampuan Dismount Moving Target Indicator (DMTI) dan Maritime Wide-Area Search (MWAS).

Untuk dimensinya, MQ-9 memiliki panjang 11 m, rentang sayap 20 m, tinggi Istimewa berat lepas landas maksimum (MTOW) 4.760 kg.

Kenyang Pengalaman Perang

Pada tanggal 1 Mei 2007, Wing-432 USAF diaktifkan untuk mengoperasikan MQ-9 Reaper serta MQ-1 Predator di Pangkalan Angkatan Udara Creech, Nevada.

Sementara para pilot drone (di darat) pertama kali melakukan misi tempurnya di palagan Irak dan Afghanistan pada musim panas 2007.

Pada 28 Oktober 2007, Air Force Times melaporkan sebuah MQ-9 telah mencapai “Kill” pertamanya, berhasil menembakkan rudal Hellfire melawan pemberontak Afghanistan di wilayah Deh Rawood di provinsi pegunungan Oruzgan.

Pada 6 Maret 2008, MQ-9 dilaporkan telah menyerang 16 target di Afghanistan menggunakan bom 500 lb (230 kg) dan rudal Hellfire.

Selanjutnya, pada 17 Juli 2008, USAF mulai menerbangkan misi Reaper di Irak dari Pangkalan Udara Balad.

Pada Oktober 2011, USAF mulai mengoperasikan MQ-9 dari Bandara Arba Minch di Ethiopia untuk operasi pengawasan saja di Somalia.

Pada tahun 2012, MQ-9 dan MQ-1 dikerahkan di Benghazi, Libya setelah serangan yang menewaskan duta besar AS di kota itu.

Pada Februari 2013, AS menempatkan MQ-1 di Niamey untuk memberikan intelijen bagi pasukan Prancis selama Operasi Serval di Mali yang kemudian digantikan oleh dua MQ-9.

Pada 13 November 2015, Pentagon melaporkan bahwa MQ-9 telah membunuh anggota ISIL Mohammed Emwazi, yang dikenal sebagai “Jihadi John”, yang bertanggung jawab mengeksekusi beberapa tahanan Barat.

Pada 3 Januari 2020, serangan rudal MQ-9 AS di Bandara Internasional Baghdad menewaskan Qasem Soleimani, komandan Pasukan Quds Iran dan Abu Mahdi al-Muhandis, wakil komandan Pasukan Mobilisasi Populer Irak.

Berjatuhan

Dengan banyaknya misi yang dijalankan, MQ-9 juga mendapatkan kemalangan yang tak bisa dihindari, kecelakaan akibat kesalahan sistem maupun dijatuhkan lawan.

Pada Juli 2010, tiga puluh delapan (38) MQ-1 dan MQ-9 telah hilang selama operasi tempur di Afghanistan dan Irak, sembilan lainnya hilang dalam misi pelatihan di AS.

Komando Pusat AS menyatakan bahwa MQ-9 telah ditembak jatuh oleh sistem pertahanan udara Houthi di atas Sanaa di Yaman barat pada 1 Oktober 2017, drone beroperasi dari Bandara Chabelley di Djibouti.

Pada 6 Juni 2019, Houthi menembak jatuh MQ-9 di atas Yaman. Menurut Komando Pusat AS, drone ditembak jatuh oleh rudal permukaan ke udara SA-6 bantuan Iran.

Pada 21 Agustus 2019, MQ-9 tak bersenjata lainnya ditembak jatuh oleh Houthi di atas Dhamar, Yaman, menggunakan rudal Fater-1 buatan Yaman berbasis SA-6 yang ditingkatkan.

Pada 23 November 2019, sebuah MQ-9 AS ditembak jatuh di Tripoli Libya oleh sistem Pantsir dioperasikan oleh Grup Wagner yang bekerja untuk mendukung Tentara Nasional Libya.

Pada 18 Agustus 2020, Departemen Pertahanan AS mengumumkan bahwa dua MQ-9 Reaper AS telah jatuh dalam tabrakan di udara di atas Suriah.

Namun, klaim dari media lokal mengatakan bahwa setidaknya satu drone mungkin telah ditembak jatuh oleh pejuang oposisi Suriah atau pasukan Turkiye.

Pada 14 Maret 2023, salah satu dari dua pesawat tempur Su-27 Rusia bertabrakan (mungkin ditabrak) dengan MQ-9 yang terbang di wilayah udara internasional di atas Laut Hitam.

Hingga 2035

Saai ini USAF dilaporkan mengoperasikan lebih dari 300 MQ-9 Reaper per Mei 2021, dengan 16 unit tambahan yang disahkan oleh anggaran Kongres FY2021.

Beberapa pesawat MQ-9 telah dipasang dengan peningkatan peralatan untuk meningkatkan kinerja dalam “situasi pertempuran kelas atas” dikenal dengan Block 5. Dengan semua MQ-9 yang dimiliki akan ditingkatkan (di-upgrade) seluruhnya.

USAF memproyeksikan masa akhir pakai armada MQ-9 Reaper-nya hingga tahun 2035, untuk digantikan oleh drone intai tempur jenis baru yang tersedia saat itu.

-RBS-

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *