AIRSPACE REVIEW (airspace-review.coom) – Salah satu pesawat tempur yang paling mungkin untuk disumbangkan kepada Ukraina dan dengan cepat dapat dimanfaatkan oleh pilot-pilot Ukraina adalah MiG-29 atau Su-27.
Sebab, selama berpuluh-puluh tahun pilot-pilot tempur Angkatan Udara Ukraina sudah familiar dengan kedua tipe jet tempur buatan Uni Soviet tersebut.
Namun demikian, munculnya pemikiran untuk mempersenjatai pesawat MiG-29 atau Su-27 tua dengan rudal udara ke udara canggih buatan Amerika Serikat, AIM-120 AMRAAM, ternyata hanya terlihat mudah di atas kertas, tetapi tidak demikian sesungguhnya.
Bahkan, Amerika Serikat sendiri yang telah mencoba untuk mengadaptasikan jet MiG-29 dengan rudal AMRAAM, menilai bahwa hal ini selain tidak mudah, juga juga tidak efisien.
Pekerjaan memodifikasi pesawat tersebut agar adaptif dengan rudal AIM-120 adalah pekerjaan yang tidak mengarah ke mana pun, kata salah seorang pejabat AS seperti dikutip Politico.
Sebab, lanjut pejabat tersebut, untuk dapat membawa rudal AIM-120 AMRAAM, rudal tersebut harus bisa “berbicara” dengan sistem elektronik yang ada di pesawat.
Portal The War Zone yang juga mengangkat topik ini menyebutkan, sebuah pesawat tempur harus memiliki elektronik yang canggih dan sesuai agar bisa membawa rudal AIM-120 AMRAAM dan dapat meluncurkan rudal tersebut dengan aman dan berguna.
Rudal yang diluncurkan dari pesawat harus dipastikan aman ketika rudal itu terpisah dari pesawat. Selebihnya, rudal yang diluncurkan juga harus dapat terkoneksi dengan elektronik pesawat.
Terkait masalah keselamatan, disebutkan contoh bahwa untuk meluncurkan rudal udara ke darat AGM-88 HARM saja, pesawat tempur Ukraina harus mendongakkan hidungnya lebih dari 30 derajat ke atas.
Kebutuhan untuk memungkinkan “komunikasi” antara rudal AIM-120 dengan elektronik di pesawat tempur, membutuhkan elektronik yang dapat memandu rudal dengan jangkauan bervariasi antara 50 km hingga 80 km tersebut.
Beberapa pakar militer yang diwawancarai Defense Express mengatakan, penyesuaian semacam itu akan membutuhkan penggantian hingga 60% elektronik di pesawat.
Ditegaskan, semua karakteristik rudal AMRAAM yang canggih tidak akan berguna apabila radar di pesawat MiG-29 atau Su-27 tidak dapat melihat sejauh jangkauan rudal AIM-120 ke sasarannya.
Pertanyaan lainnya, berapa besar biaya untuk meng-upgrade pesawat MiG-29 model lama dan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk melakukan pekerjaan ini?
Kemudian, masih berapa banyak jam terbang tersisa dari jet tempur MiG-29 yang kebanyakan telah dipensiunkan di berbagai negara ini? Sedangkan Ukraina yang sedang berperang melawan Rusia, membutuhkan tambahan pesawat dengan segera
Yang paling relevan, tentu saja menyumbangkan MiG-29 kepada Ukraina berikut persenjataan yang sudah adaptif dengan pesawat tempur kelas medium ini.
Jadi, bila ingin menyumbangkan pesawat MiG-29 ke Ukraina, alangkah lebih baik satu paket dengan persenjataan yang dapat dibawanya.
-RNS-