AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Berita baik bertubi-tubi datang dalam proses pengadaan alat utama sistem persenjataan (alutsista), termasuk akuisisi jet tempur Rafale dari Prancis.
Setelah mengamankan pengadaan enam Rafale kelompok pertama, kini Jakarta diberitakan harian Prancis La Tribune telah melakukan pembayaran uang muka untuk pengadaan 18 jet tempur Rafale buatan Dassault batch kedua.
“Ini adalah kabar baik bagi Dassault Aviation, yang menyajikan hasil tahunan 2022 pada hari Kamis ini. Menurut sumber yang sesuai, Indonesia telah mengeluarkan anggaran untuk mengakuisisi 18 Rafale baru, setelah enam Rafale pertama mulai berlaku pada tahun 2022 (sekitar 1,3 miliar dolar),” tulis La Tribune, kemarin.
Disoroti bahwa Indonesia pada Februari 2022, telah menandatangani pengadaan 42 Rafale yang penandatanganannya dilaksanakan di Jakarta.
Ditambahkan pula bahwa Indonesia juga bersiap untuk mendapatkan 12 Mirage 2000-5 dari Qatar.
Dukungan terbesar
Sementara itu di dalam negeri, Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto usai menyerahkan pesawat C-130J-30 Super Hercules A-1338 buatan Lockheed Martin kepada Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta (8/3), mengatakan bahwa Kementerian Pertahanan akan mengakuisi beragam alutsista.
Pemerintahan Presiden Joko Widodo, ujar Menhan Prabowo, memberikan anggaran terbesar dalam sejarah untuk pembelian sistem persenjataan. Namun pada saat terjadi COVID 19, anggaran negara diutamakan terlebih dahulu untuk menyelamatkan rakyat dari virus yang sangat berbahaya.
“Dukungan pemerintahan Pak Joko Widodo itu saya lihat dalam sejarah untuk pertahanan itu terbesar,” kata Prabowo yang berdiri di sebelah kanan Presiden Jokowi saat itu.
Sementara dikutip oleh Tempo, selain akan membeli pesawat baru, Prabowo juga bermaksud membeli pesawat bekas.
Prabowo menyebut pengadaan Rafale membutuhkan waktu. Ketika sudah tanda tangan kontrak untuk Rafale, pesawat baru akan datang 3-5 tahun kemudian.
Ketua Umum Partai Gerindra itu menandaskan, Indonesia harus mempunyai deterrent effect yang cukup kuat.
Karena itu, sebelum pesawat Rafale datang, ia akan berupaya untuk mendatangkan pesawat bekas lebih cepat.
-RNS-
Alhamdulillah ..itu kabar baik sekali ..
Tapi tetap harus usahakan untuk mendapatkan tambahan pesawat sukhoi 27/30/35 ….walaupun harus beli pesawat tempur F16V supaya tidak kena sanksi CAATSA …
apa bisa ?? Mudah2an bisa ya ??