Ukraina meminta bom kluster MK-20 kepada AS untuk melengkapi drone

CBU MK-20 Cluster BombIstimewa

AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Ukraina meminta bom kluster MK-20 Rockeye kepada Amerika Serikat untuk melengkapi drone mereka. Selain itu, Kyiv juga meminta munisi artileri 155 mm.

Reuters melaporkan hal itu mengutip pejabat perwakilan AS, Jason Crow dan Adam Smith Say, yang keduanya bertugas di Komite Layanan Bersenjata Dewan Perwakilan Rakyat.

Dikatakan, permintaan Ukraina tersebut disampaikan di Konferensi Keamanan Munich pada bulan Februari 2023.

Ukraina berharap, bom kluster akan memberikan keunggulan dalam pertempuran melawan pasukan Rusia di timur Ukraina.

Munisi kluster sebenarnya dilarang di lebih 120 negara. Sebab, bom ini akan terurai menjadi bom-bom kecil yang dapat membunuh warga secara membabi buta di area yang luas.

MK-20 Rockeye atau CBU-100 adalah bom kluster jatuh bebas dari udara. Bom buatan Textron Systems Corporation ini tidak terarah dan dirancang untuk menghancurkan tank serta kendaraan lapis baja lainnya di suatu wilayah.

Sistem bom ini terdiri dari cangkang dispenser, fuze mekanik MK-339, dan 247 MK-118 MOD1 SUMPERSIF HIGH-EXPLOSIF (HEAT/High-Explosive Anti-Tank).

Bom MK-20 memiliki berat 1,32 pon (0,5 kg) dan mampu menembus sekitar 7,5 inci (19 cm) lapis besi.

Muatan kabel yang meledak membagi cangkang luar menjadi empat buah ketika fuze berfungsi.

Saat cangkang bom kluster terbelah, akan memisahkan bagian hidung, bagian ekor, serta bagian tengah pecah menjadi dua bagian.

Bom MK-20 biasanya dilepaskan oleh pesawat. Tetapi cara klasik untuk menggunakan senjata ini tidak tersedia secara khusus di Angkatan Udara Ukraina.

Itulah sebabnya Ukraina tertarik pada Submunisi Panas MK-118 lebih dari pada keseluruhan bom, untuk dapat digunakan pada kendaraan udara tak berawak mereka.

Tidak disebutkan, drone apa yang akan dilengkapi dengan bom ini.

-JDN-

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *