AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Berbeda dengan pesawat C-130 Hercules, di pesawat C-130J Super Hercules tidak ada lagi Navigator di ruang kokpit. Perannya telah digantikan oleh sistem di pesawat.
Perbedaan lainnya, awak di kabin hanya ada Load Master, tidak ada lagi Juru Montir Udara (JMU).
Di C-130 Hercules awak minimum pesawat dalam suatu penerbangan berjumlah lima orang, yaitu pilot, kopilot, navigator, juru montir udara, dan load master.
Sedangkan di C-130J Super Hercules jumlah minimum awak pesawat dalam suatu penerbangan hanya tiga orang. Yaitu pilot, kopilot, dan load master.
Peran JMU di C-130J dirangkap oleh load master. Sehingga, untuk menjadi seorang load master di pesawat Super Hercules ini, dia akan diberikan tambahan pengetahuan dan peran sebagai JMU. Artinya, load master memiliki kemampuan sebagai load master sekaligus JMU.
Meski demikian, ujar Komandan Skadron Udara 31 Letkol Pnb Anjoe Manik dalam perbincangan dengan Airspace Review, bukan berarti pada setiap penerbangan C-130J-30 Super Hercules TNI AU nantinya hanya ditugaskan satu load master saja.
“Jumlah load master dalam satu penerbangan pesawat C-130J Super Hercules bisa dua, tiga, atau empat orang, tergantung pada misi yang dilakukan oleh pesawat tersebut,” ujarnya.
Misi dimaksud misalnya ketika pesawat melaksanakan penerbangan membawa kargo dalam jumlah yang banyak, yang membutuhkan load master lebih dari satu orang. Artinya, disesuaikan dengan kebutuhannya.
“Namun minimal memang satu orang load master,” jelas Anjoe.
Dari sisi ukuran (size) pesawat, tidak ada perbedaan antara C-130H Hercules dengan C-130J Super Hercules, lanjutnya.
Namun dari sisi kapasitas angkut dan kapabilitas dari performa Super Hercules lebih tinggi dibanding Hercules.
C-130J merupakan model yang lebih baru dan modern. Pesawat ini pertama kali digunakan dalam operasinya pada tahun 1999.
Tampak dari luar tidak ada banyak perbedaan di antara keduanya. Perbedaan mencolok adalah pada bilang baling-baling di mana tipe lama hanya menggunakan empat baling-baling pada setiap mesinnya, sedangkan pada Tipe J sudah menggunakan enam baling-baling di setiap mesinnya.
Performa mesin pada Tipe J lebih besar dibanding pada Tipe H. Pesawat Super Hercules lebih irit bahan bakar mesinnya dan bertenaga lebih besar. Pesawat dapat terbang hingga kecepatan tertinggi 417 mil per jam (mph), naik dari 366 mph pada Tipe H.
Dalam hal menahan bobot muatan, Tipe J memiliki bobot terbang maksimal 164.000 pon, sedangkan Tipe H hanya 155.000 pon. Artinya Tipe J berbobot maksimal 9.000 pon lebih berat.
Pesawat Tipe J mampu menjangkau jarak lebih jauh, yakni lebih dari 2.000 mil dibanding Tipe H yang dapat menjangkau jarak sejauh 1.208 mil pada muatan normal maksimumnya.
Pesawat C-130H Hercules dapat memuat 6 palet, 92 pasukan tempur, atau 64 pasukan terjun payung. Sementara C-130J Super Hercules 8 palet, 128 pasukan tempur atau 92 penerjun payung.
-RNS-