C-130J-30 Super Hercules: Angkut Berat Terbaru Perkuat TNI AU (Bagian 1)

C-130J-30 TNI AU_ Lockheed MartinLockheed Martin

AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Hercules. Nama itu melegenda, bukan hanya karena merupakan nama putera dewa dalam mitologi Yunani, namun juga karena pesawat angkut berat yang memakai nama tersebut sudah menorehkan banyak catatan sejarah bagi banyak angkatan udara di dunia.

Setelah mengoperasikan varian C-130B Hercules sejak tahun 1960-an dan varian C-130H/H-30 Hercules sejak tahun 1980-an, kini TNI Angkatan Udara akan juga mengoperasikan varian terbaru dan tercanggih dari Hercules yaitu C-130J-30 Super Hercules.

Pesawat buatan pabrikan dirgantara terbesar di dunia Lockheed Martin, Amerika Serikat (AS) ini dipesan Indonesia beberapa tahun lalu sebanyak lima unit lewat skema DCS (direct commercial sales).

C-130J-30 Super Hercules TNI AU pertama bernomor registrasi A-1339 dijadwalkan akan tiba di Tanah Air pada tanggal 6 Maret 2023. Sisa pesanan pesawat direncanakan akan datang secara bertahap pada Juni, Juli, Oktober 2023, dan Januari 2024.

Meskipun mungkin saja kita sudah sangat sering dan menjadi bosan dengan pepatah “Don’t judge the book by its cover” (jangan menilai buku dari sampulnya), faktanya memang banyak alat utama sistem senjata (alutsista) yang tidak bisa dinilai dari penampilan fisik luarnya saja. Hal ini pun dialami oleh C-130J-30 Super Hercules. Penampilan luarnya memang sangat mirip dengan varian-varian pendahulunya, tapi isi dan kemampuan jelas beda, bahkan perbedaannya sangat signifikan.

Selain penampilan luar dan dimensi fisik yang masih mirip dengan C-130H, C-130J Super Hercules atau yang oleh sebagian personel Angkatan Udara AS (USAF) sering dipanggil dengan sebutan “Super Herc” ini sering disalahmengerti sebagai sekadar varian terbaru dari Hercules, atau hanya merupakan tipe lanjut dari C-130H (tipe yang diproduksi sebelumnya).

Padahal, faktanya antara C-130J dan C-130H terdapat perbedaan yang sangat jauh dan lebih bersifat lompatan generasional (generational leap) secara teknologi. Dengan kata lain, perbedaan antara C-130J dan C-130H jauh lebih besar dan signifikan daripada perbedaan antara C-130H dan C-130E atau antara C-130E dan C-130B misalnya.

Perbedaan drastis itu antara lain dapat ditinjau dari dua aspek yaitu performa dan fitur teknologi yang tersemat pada Super Hercules ini. Kedua aspek itu saling berkaitan.

Dari aspek performa, C-130J-30 Super Hercules jauh lebih unggul dibandingkan varian C-130H, seperti pada jangkauan terbang Super Hercules yang lebih jauh 40% dengan muatan penuh, kecepatan jelajah yang 20% lebih besar serta kemampuan lepas landas (take off) dari landasan dengan panjang hanya sekitar dua pertiga panjang landasan yang dibutuhkan C-130H untuk lepas landas pada rentang beban muatan yang sama.

Dengan kata lain, akan lebih banyak bandara atau pangkalan udara di Indonesia yang bisa didarati C-130J-30 Super Hercules ini.

Sementara itu dari aspek fitur atau kelengkapan C-130J-30 Super Hercules terutama yang membedakannya dengan tipe sebelumnya, jumlahnya sangat banyak, di mana dapat dibagi dalam lima bagian yaitu kokpit, avionik, mesin, ruang kargo, serta sistem pertahanan diri.

Lockheed Martin kini memproduksi 4 subvarian Super Hercules, terdiri dari C-130J-30 (angkut militermilitary cargo/combat delivery variant), KC-130J (tanker variant), C-130J-SOF (armed, special operations variant), LM-100J (civil cargo variant).

Meski demikian pabrikan terbuka menerima permintaan varian khusus seperti untuk pemadaman kebakaran (firefighting variant) atau patroli maritim (maritime patrol), di mana basis untuk varian khusus ini diambil dari airframe C-130J long atau short variant.

Sedikit catatan untuk varian angkut militer, Lockheed kini berkonsentrasi hanya memproduksi tipe C-130J-30 long body, sementara subvarian C-130J short body lebih dikhususkan untuk KC-130J dan C-130J-SOF.

C-130J-30 sendiri merupakan subvarian yang mana airframe-nya ada penambahan sepanjang 15 kaki dari aslinya (C-130J short), di mana tambahan sepanjang 15 kaki itu terdiri dari plug-in airframe di depan sayap sepanjang 100 inci dan di belakang sayap sepanjang 80 inci.

Pemanjangan ini menghasilkan 30% lebih banyak volume ruang kargo yang dapat digunakan untuk menambah tempat duduk, tandu, atau palet.

Hal ini menguntungkan saat mengangkut personel atau pengiriman kargo dengan kemungkinan dapat mengurangi jumlah sortie/penerbangan yang diperlukan untuk menyelesaikan misi.

-AKK-

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *