AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Badan Kerja Sama Keamanan Pertahanan AS (DSCA) pada 27 Februari 2023 mengumumkan bahwa Departemen Luar Negeri AS telah menyetujui kemungkinan Penjualan Militer Asing (FMS) kepada Australia untuk pembelian rudal antiradiasi.
Pembelian rudal jenis AARGM-ER (Advanced Anti-Radiation Guided Missiles-Extended Range) dan peralatan terkaitnya ini diperkirakan menelan biaya 506 juta dolar AS.
Diketahui, Australia memborong 63 unit versi AARGM-ER dan 20 unit versi AARGM-ER Captive Air Training Missiles (CATM). Juga versi Advanced Anti-Radiation Guided Missile-Extended Range Dummy Air Training Missiles (AARGM-ER DATM).
Paket ini termasuk suku cadang komponen dan peralatan pendukung, perbaikan barang, perangkat lunak, elemen pendukung logistik, dan program terkait lainnya.
Kehadiran rudal antiradiasi generasi baru ini akan meningkatkan kemampuan Angkatan Udara Australia (RAAF) untuk menghadapi ancaman saat ini dan masa depan.
Rudal AARGM-ER buatan Northrop Grumman ini dapat diandalkan untuk menghancurkan pemancar radar berbasis darat atau laut yang terkait dengan pertahanan udara musuh.
Northrop Grumman pada 8 Desember 2022, mengumumkan bahwa mereka telah menyelesaikan uji terbang keempat yang sukses dari rudal yang mendapatkan julukan resmi AGM-88G AARGM-ER ini.
Rudal AARGM-ER dilengkapi dengan sistem panduan canggih yang menggunakan pencari multi-mode untuk menemukan dan melacak sistem radar musuh.
Setelah sistem radar terdeteksi, rudal dapat dengan cepat dan akurat masuk ke target dan menghancurkannya dengan hulu ledak berdaya ledak tinggi.
Rudal AARGM-ER memiliki jangkauan lebih dari 120 km, yang lebih dari dua kali jangkauan rudal AARGM yang ada saat ini.
Angkatan Udara Australia dapat mengintegrasikan rudal AGM-88G AARGM-ER ini pada pesawat F/A-18E/F Super Hornet dan EA-18G Growler serta pesawat F-35A Lightning ll miliknya.
-RBS-