AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Pemerintah Belanda dan Denmark telah mengumumkan tidak akan memasok tank tempur utama Leopard 2 ke Ukraina.
Perdana Menteri Belanda Mark Rutte mengatakan, satu-satunya cara untuk mengirimkan 18 tank Leopard 2 ke Ukraina adalah dengan menyewanya dari Jerman. Namun hal itu telah diputuskan bahwa Belanda tidak akan memasok tank ini ke Ukraina, seperti diberitakan Welt dan dikutip oleh The Kyiv Independent (16/2).
Sementara itu pemerintah Denmark, yang memiliki 44 tank Leopard 2 di gudang senjatanya, mengatakan kepada Welt bahwa mereka tidak akan berpartisipasi dalam koalisi tank Jerman untuk memasok tank tersebut ke Ukraina.
Namun demikian, Belanda dan Denmark telah berkomitmen dalam hal sumber daya keuangan untuk memperbarui 100 tank Leopard-1 di gudang Jerman.
Negara lainnya, Finlandia, juga belum menjanjikan pengiriman tank ke Ukraina.
Welt mengutip Wall Street Journal melaporkan bahwa seorang pejabat senior NATO mengatakan Finalndia tidak akan membuat komitmen untuk memasok tank ke Ukraina sampai diberikan akses keanggotaan NATO.
Kabar kurang baik untuk Ukraina, juga datang dari Austria. Negara itu menolak melatih awak tank Ukraina untuk mengoperasikan tank Leopard.
Austria yang netral tidak ingin melatih tentara Ukraina untuk mengoperasikan tank Leopard 2, kata Menteri Pertahanan Austria Claudia Tanner, pada hari Senin, dikutip harian Austria Kurier.
“Setiap negara membuat keputusan berdaulat tentang dukungan untuk Ukraina dalam hukumnya sendiri,” kata Tanner.
Kurier melaporkan bahwa Austria memiliki satu batalion tank yang terdiri dari 48 tank Leopard 2.
Pada 30 Januari lalu, Tanner dan rekannya Menteri Pertahanan Hungaria Christoph Szalai-Bobrovnitsky mengumumkan bahwa negara mereka telah setuju untuk tidak mengirim bantuan militer ke Ukraina.
-JDN-