AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Selain mengoperasikan kapal cepat rudal (KCR) kelas KRI Clurit (KCR 40) dan kelas KRI Sampari (KCR 60), TNI Angkatan Laut juga memiliki kelas KRI Mandau yang berdimensi lebih besar.
Bila KCR 40 dan KCR 60 dirancang dan diproduksi oleh galangan Tanah Air, maka KCR kelas KRI Mandau didatangkan dari Korea Selatan yang dibuat oleh Galangan Tacoma.
Untuk spesifikasinya, KCR kelas KRI Mandau ini memiliki berat benaman 255 ton standar dan
290 ton beban penuh, panjangnya 53 m dan lebar 8 m.
Kapal dengan awak 43 orang ini ditenagai dua mesin diesel M504 berdaya 1.425 hp untuk beroperasi dalam kecepatan rendah dengan jangkauan operasi 2.100 nm.
Juga dibekali sebuah mesin gas turbin General Electric LM 1500, digunakan saat beroperasi dengan kecepatan tinggi hingga laju maksimum 41 knot.
Kapal dibekali radar kontrol tembakan MR-123 Vympel/Muff Cob, sonar MG-322T dan decoy PK-16 decol RL.
Sementara untuk persenjatannya, kelas KRI Mandau dipersenjatai dengan empat rudal anti kapal MM-38 Exocet Prancis atau C-802 buatan China.
Kapal juga mengusung satu meriam laut Bofors 57 mm/Bofors 40 mm dari Swedia dan dua kanon Rheinmetall kaliber 20 mm asal Jerman.
TNI AL sendiri mengoperasikan empat kapal cepat rudal yang diproduksi tahun 1979 ini. Mereka adalah KRI Mandau-621, KRI Rencong-622, KRI Badik-623 dan KRI Keris-624.
-RBS-