AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Jepang telah mengindikasikan akan menghentikan penggunaan helikopter serang dan observasi lama dan menggantinya dengan armada drone.
Mereka akan digantikan oleh sistem pesawat tak berawak serangan/utilitas dan pengawasan, menurut versi bahasa Inggris dari strategi penguatan pertahanan Jepang yang dirilis oleh Kementerian Pertahanan Jepang pada bulan Januari 2023.
Dokumen itu tidak memberikan perincian lebih lanjut mengenai helikopter yang akan diganti dan drone yang akan menggantikannya.
Namun, ringkasan dalam bahasa Jepang menunjukkan, tampaknya drone yang akan digunakan sebagai pengganti adalah jenis MALE (medium-altitude long endurance).
Defense News melaporkan, Jepang saat ini mengoperasikan sekitar 50 Bell AH-1 Cobra dan 12 helikopter serang Boeing AH-64D Apache.
Sementara armada helikopter observasinya mencakup 37 Kawasaki OH-1 Ninja dan sekitar 100 helikopter ringan Hughes OH-6D Cayuse.
Negara ini awalnya berencana untuk memperoleh helikopter serang baru untuk menggantikan AH-1 Cobra, namun kemudian dibatalkan.
Penghapusan helikopter serang dan observasi akan berimplikasi pada pengurangan 1.000 personel yang mengoperasikannya.
Rencana tersebut muncul di tengah upaya untuk mengatur ulang komponen angkatan udara, yang mencakup realokasi aset udara ke kelompok militer regional, yang mencakup skuadron penerbangan di tingkat divisi dan brigade.
Meski demikian, dokumen Jepang mencatat bahwa akan ada pengecualian, meskipun mereka tidak memberikan rincian lebih lanjut mengenai hal ini.
Untuk helikopter utilitas, Pasukan Bela Diri Darat Jepang mengoperasikan Boeing CH-47 Chinook, Fuji UH-1, dan Sikorsky UH-60.
Di sisi yang lain, Jepang pernah menyebut helikopter utilitas Subaru UH-2 akan menggantikan heli UH-1. Rencananya sebanyak 77 heli UH-2 yang didasarkan pada heli Bell 412EPI itu akan diakuisisi hingga tahun 2027.
Rencana pembangunan pertahanan Jepang mencantumkan sistem usang lainnya yang akan diganti oleh negara tersebut, termasuk sembilan kapal perusak kelas Asagiri, Hatakaze, dan Abukuma serta kapal pelatihan dari Pasukan Bela Diri Maritim Jepang.
Dua belas fregat kelas Mogami dengan kebutuhan awak yang lebih sedikit akan menggantikan armada ini.
Angkatan laut juga akan mengurangi rencana jumlah pesawat patroli maritim Kawasaki P-1 dengan pesawat tak berawak.
-JDN-