AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Balon mata-mata China, yang belum lama ini ditembak jatuh oleh jet tempur siluman F-22 Raptor milik Angkatan Udara AS (USAF), telah menjadi berita utama dalam beberapa hari terakhir.
Selain AS, negara-negara lain seperti India, Jepang, dan Taiwan merasa was-was terhadap balon serupa yang mungkin juga telah melanggar wilayah udara mereka.
Tak hanya untuk pengintaian, timbul kekhawatirkan lainnya bila China menggunakan balon udara tersebut untuk menyebarkan dan meluncurkan senjata hipersonik.
Diketahui, pada 2018 televisi milik negara China CCTV menyiarkan cuplikan pengujian balon ketinggian tinggi (high altitude) yang meluncurkan apa yang tampaknya adalah senjata hipersonik.
Video itu menunjukkan sebuah balon high altitude membawa tiga muatan berbentuk pasak, seperti kendaraan peluncur hipersonik (HGVS), ke ketinggian tertentu dan kemudian menjatuhkannya.
South China Morning Post (SCMP) yang berbasis di Hong Kong pernah melaporkan bahwa HGV yang jatuh dengan balon adalah bagian dari upaya China mengembangkan hulu ledak untuk senjata hipersonik.
Muatan berbentuk pasak yang mirip dengan desain yang diungkapkan pada tahun 2017 oleh CCTV, diyakini terkait dengan rudal hipersonik DF-ZF HGV. Senjata ini dapat melesat antara Mach 5 hingga 10 serta melakukan manuver untuk menghindar perlawanan musuh.
DF-ZF HGV dapat dibawa oleh rudal balistik antarbenua Dong Feng-17 (DF-17) yang memiliki jangkauan antara 1.800 – 2.500 km.
Nah, selain untuk misi pengintaian dan sebagai wahana peluncur rudal hipersonik, ada satu lagi kemungkinan China menggunakan balon ketinggian tinggi. Yaitu untuk melakukan serangan Electromagnetic Pulse (EMP) nuklir.
Menurut Paul Crespo, Presiden Pusat Studi Pertahanan Amerika Serikat, balon yang bergerak melintasi wilayah udara nasional AS dan Kanada itu merupakan uji coba untuk serangan menggunakan senjata yang akan dipasang pada balon.
Namun, rudal hipersonik mungkin bukan pilihan pertama China untuk saat ini.
Ancaman terbesar adalah mengirimkan satu atau lebih balon ketinggian tinggi ini ke AS dengan perangkat EMP nuklir kecil.
Detonasi di ketinggian yang sangat tinggi, bisa menghancurkan listrik dan komunikasi di seluruh AS, menimbulkan kekacauan yang meluas selama satu tahun atau lebih tanpa melakukan penembakan senjata ke darat.
-RBS-