AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Kondisi Angkatan Laut di tiap negara tidak lepas dari konsepsi yang dikembangkan oleh masing-masing negara. Sebagai negara kepulauan yang memiliki wilayah laut terbesar di Asia Tenggara, Indonesia membutuhkan postur TNI Angkatan Laut yang Besar, Kuat, dan Profesional.
Di tahun 2022 pada saat menjabat sebagai Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Bernard Kent Sondakh mengatakan bahwa rumusan Kecil, Efektif, Efisien tidak lagi cocok dengan konsepsi TNI Angkatan Laut yang harus menjadi kekuatan laut strategis di kawasan.
Konsep tersebut, kata Kent Sondakh dalam bukunya Laksamana Kent (Gramedia, 2014), telah digunakan Indonesia selama empat dekade.
Dengan konsepsi seperti itu, lanjutnya, wajar saja kalau kondisi Angkatan Laut Indonesia menjadi jauh tertinggal dibandingkan dengan angkatan laut negara-negara tetangga di kawasan ASEAN.
Jauh sebelum dipercaya menjadi Kasal, Kent Sondakh sudah mengamati konsepsi Angkatan Laut Indonesia sesungguhnya sudah tidak relevan lagi dengan tuntutan dan perkembangan zaman.
Adanya perubahan lingkungan strategis di lingkup regional dan global tidak bisa dihindari, terlebih di era perdagangan bebas (free trade) yang semakin terbuka.
Sebenarnya, dengan adanya pengakuan dunia terhadap Indonesia sebagai negara kepulauan berdasarkan UNCLOS 1982 yang telah diratifikasi ke dalam Undang-Undang, hal itu patut disikapi dengan lebih cermat.
Dalam pandangan Kent Sondakh, adalah sangat ironis jika TNI Angkatan Laut dengan semboyan Jalesveva Jayamahe (Justru Di Laut Kita Jaya) tetap bertahan pada konsepsi yang lama.
Dikatakan bahwa bagaimana mungkin negara dapat mengankan laut seluas 5,8 juta km2 hanya dengan kekuatan yang kecil.
Kent Sondakh berpendapat, untuk dapat mengamankan wilayah perairan Indonesia secara maksimal, sudah waktunya TNI Angkatan Laut menyesuaikan konsepsi kekuatannya menjadi Besar, Kuat, Profesional.
Pendapat tersebut semakin relevan saat ini, setelah 20 tahun berlalu sejak diucapkan seorang mantan Kasal.
-RNS-
Mmg di Indonesia minimal 4 armada: utara, timur, tengah dan barat dg msg² armada minimal 50 kapal berbagai tipe dan penunjang logistik , alway ready to combbat
Setuju, harus merubah pola pikir juga, Negara Indonesia itu Negara Kepulauan, seharusnya unggul dan kuat di Maritim, bukan Negara Agraris. Sejarah pun sudah jelas menceritakan.
Betul mengingat kita belum memiliki kapal yang membawa persenjataan berat. Kita memiliki banyak KCR dan fregat namun tidak memiliki kapal destroyer walaupun bukan negara ofensif tapi kita memerlukan satu kapal yang memiliki persenjataan berat walaupun dari sisi biaya mungkin akan mahal
Permasalahannya selalu di anggaran. Beli kapal, sering kali justru cuma kapal saja, senjata dan radarnya dibeli terpisah. Bahkan sering kali baru dipasang bertahun tahun kemudian.