AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Latihan bersama (Latma) TNI Angkatan Udara dengan angkatan udara negara asing pertama kali dilaksanakan pada tahun 1975. Yaitu ketika armada T-33 T-Bird dari Komando Satuan Buru Sergap (Satsergap) Kohanudnas (sekarang menjadi Koopsudnas) melaksanakan latihan bersama dengan Angkatan Udara Malaysia (TUDM/RMAF) dengan sandi Malindo (Malaysia-Indonesia) I. Latihan ini dilaksanakan pada tanggal 9-21 Oktober 1975 di Pangkalan Udara Kuantan, Malaysia.
Inilah latihan pertama pesawat tempur TNI AU dengan negara asing. Bahkan, T-33 yang merupakan hibah dari Amerika Serikat itu menjadi pesawat tempur TNI AU pertama yang terbang hingga ke luar negeri untuk melaksanakan latihan bersama.
Dalam Latma Malindo I, TNI AU juga menyertakan F-86 Avon Sabre. Pesawat tersebut melaksanakan pendaratan dan lepas landas dari Lanud Medan.
Latma Malindo I dilaksanakan sebagai bentuk kerja sama Indonesia-Malaysia dalam pemeliharaan keamanan daerah perbatasan. Kedua negara membentuk Komite Perbatasan Umum Indonesia-Malaysia atau disingkat GBC (General Border Committee). Setelah Latma Malindo, TNI AU melaksanakan beragam latma dengan negara-negara lainnya.
Latma kedua yang dilaksanakan oleh TNI AU adalah Elang Seberang di tahun 1976, yaitu latihan bersama dengan Selandia Baru.
Kemudian latma ketiga dilaksanakan tahun 1980, yaitu Latma Elang Indopura I dengan Singapura.
Selain menyertakan komponen utama pesawat tempur, ada juga latma yang khusus melibatkan pesawat non-tempur. Misalnya Latma Rajawali Ausindo untuk pesawat angkut dan Latma Albatros Ausindo untuk pesawat intai maritim.
Latma Rajawali Ausindo melibatkan pesawat C-130 Hercules. Sementara Albatros Ausindo melibatkan pesawat patroli maritim B737-200 Skadron Udara 5 dan P-3C Orion dari Australia. Kedua latihan ini dilaksanakan oleh TNI AU dengan RAAF.
Elang Malindo
Seperti telah disebtukan di awal, Latma Malindo I dilaksanakan pada tahun 1975. TNI AU menyertakan beragam pesawat, yaitu T-33, F-86, C-130, C-47 Dakota, UF-1 Albatros, dan helikopter SAR. Kala itu latihan masih bersifat sederhana. Terlebih, T-33 TNI AU belum dilengkapi senjata.
Praktis hanya F-86 dan pesawat Tebuan dari Malaysia yang sudah dipersenjatai. Latihan menitikberatkan pada terbang formasi taktik, penyergapan serta penembakan dari udara.
Baru pada Latma Malindo II, T-33 dipersenjatai setelah dimodifikasi oleh Dinas Penelitian dan Pengembangan TNI AU (Dislitbangau).
F-5E/F Tiger II TNI AU pernah dilibatkan juga dalam Latma Elang Malindo. Latihan pertama yang diikuti F-5 adalah Elang Malindo IV di tahun 1980 dan terakhir Elang Malindo XVII di tahun 1995.
Elang Seberang
Latihan tempur udara tahunan antara TNI AU dengan RNZAF (AU Selandia Baru), pertama kali dilaksanakan tahun 1976. Latihan operasi udara ini menitikberatkan pada kemampuan kerja sama operasi udara bersama yang telah disusun kedua negara. Latihan juga menjadi ajang saling tukar pengalaman operasi udara yang pernah dilakukan kedua negara.
Dalam Elang Seberang I, Indonesia menyertakan F-86, sementara Selandia Baru menyertakan A-4 Skyhawk.
Latma kedua dilaksanakan tahun 1977. Kemudian latma ketiga dan keempat berturut-turut tahun 1978 dan 1979 dilaksanakan di Lanud iswahjudi, Madiun.
Elang Indopura
Latma Elang Indopura diselenggarakan setiap dua tahun dengan tempat pelaksanaan bergantian antara Indonesia dan Singapura. Latma Elang Indopura merupakan bentuk kerja sama TNI AU dan RSAF dalam bidang latihan militer.
Latma ini pertama kali dilaksanakan pada 19-25 Juni 1980 di Lanud Iswahjudi. Selain tukar pengalaman dan pengetahuan, kedua angkatan udara melakukan kerja sama lanjutan. Seperti dilaksanakannya Joint Weapon Tactic Course pada 11 Juni 1988.
Pada tanggal 25 Februari 1988 ditandatangani MoU untuk pengembangan Air Weapon Range (AWR) di Siabu, Pekanbaru. Kemudian fasilitas Air Combat Maneuvering Range (ACMR) tahun 1991, juga di tempat yang sama.
ACMR diresmikan penggunaannya oleh Pangab (saat itu) Jenderal TNI Feisal Tanjung pada tanggal 22 Maret 1994.
Elang Thainesia
Latihan bersama TNI AU dengan Angkatan Udara Kerajaan Thailand (RTAF) dinamakan Elang Thainesia. Latma ini pertama dilaksanakan pada tahun 1981.
Dalam sejarahnya latihan ini melibatkan banyak ragam pesawat tempur. Mulai dari Hawk 100/200, F-5, hingga F-16. Begitu pun tempat latihan, digelar secara bergantian.
Skadron Udara 14 F-5E/F TNI AU terlibat dalam Latma Elang Thainisia terakhir kali pada 1995 di Korat AFB dalam latma yang ke-9.
Hawk 109/209 Skadron Udara 12 berperan serta dalam Latma ke-13 yang dilaksanakan pada bulan Desember 2005 di Udon Thani AFB, Thailand. Dalam latihan selama dua pekan itu, TNI AU menurunkan lima Hawk 109/209, sementara RTAF menurunkan enam Alphajet.
Cope West
Latma Cope West adalah Latihan Bersama TNI AU dengan Angkatan Udara AS (USAF) dalam hal ini diwakili oleh Angkatan Udara Pasifik AS (USPACAF). Latma Cope West beberapa kali dilaksanakan di Indonesia, melibatkan F-5 maupun F-16.
Yang terakhir pada tahun 2021 Latma Cope West dilaksanakan di Lanud Roesmin Nurjadin, Pekanbaru melibatkan F-16 dari TNI AU dan USPACAF.
Dalam latihan tersebut dilaksanakan latihan pertempuran udara menggunakan pesawat tempur F-16, sekaligus untuk menambah ilmu pengetahuan, wawasan dan saling berbagi pengalaman antarpenerbang dan teknisi pesawat tempur F-16 kedua angkatan udara.
Selain bertujuan meningkatkan kemampuan dan profesionalitas personel kedua angkatan udara, Latma Cope West 2021 juga menjadi ajang dalam meningkatkan kerja sama militer antara kedua negara bersahabat, khususnya TNI AU dan USAF.
Untuk tahun 2023, Cope West 2023 kembali akan dilaksanakan di Lanud Roesmin Nurjadin pada bulan Juni tahun ini.
-RNS-