AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Kapal induk kebanggaan Angkatan Laut Brasil, Sao Paulo yang mulai berdinas sejak tahun 2000, kini menanti penghabisan nyawanya. Kapal ini rencananya akan diistirahatkan di dasar Samudra Atlantik dalam waktu dekat.
Proposal untuk menenggelamkan Sao Paulo di samudera Atlantik telah dilaporkan baru-baru ini di media Brasil.
Dilaporkan, kapal itu telah ditarik 20 mil laut dari Suape, salah satu pelabuhan utama Brasil, di Pernambuco, timur laut negara itu pada 13 Januari ketika pemeriksaan teknis dilakukan.
Para ahli menetapkan bahwa kapal perang tersebut berada dalam kondisi yang lebih buruk dari yang diperkirakan, termasuk kebocoran dan korosi dibandingkan dengan pemeriksaan yang dilakukan empat bulan sebelumnya, seperti dilansir The Drive (2/2).
Sementara keputusan akhir tentang nasib Sao Paulo dilaporkan belum dibuat, tampaknya pemerintahan Presiden Luiz Inacio Lula da Silva yang baru terpilih lebih memilih untuk menenggelamkannya, karena keadaan yang semakin memburuk dan biaya perawatannya yang mahal.
Sebelumnya, Sao Paulo akan dikirim ke Turkiye, di mana kapal tersebut akan direduksi menjadi skrap oleh Sok Denizcilik Ticaret, salah satu perusahaan pembongkaran dan daur ulang kapal utama di negara Ottoman tersebut.
Diketahui, Sao Paulo dijual ke perusahaan tersebut oleh AL Brasil pada Agustus 2022, namun terpaksa berbalik arah setelah pemerintah Turkiye mencabut izin untuk memasuki perairannya di tengah protes warga Turkiye tentang potensi bahaya ‘racun’ pada kapal.
Saat ini Sao Paulo sendiri sudah berada di pelabuhan Iimbo, Brasil sejak September 2022. Kehadirannya di Tanah Airnya juga disambut dengan serangkaian penolakan akses dari pelabuhan lokal.
Selanjutnya ada wacana Sao Paulo akan ditenggelamkan menggunakan misil antikapal atau torpedo oleh AL Brasil, sebagai sebuah kegiatan latihan penenggelaman atau SINKEX.
Latihan semacam ini melibatkan sistem senjata yang digunakan secara nyata, mulai dari perencanaan serangan hingga misil atau torpedo yang diluncurkan.
Kegiatan ini memberikan pengalaman pelatihan yang berharga bagi kru yang terlibat dan membuktikan bahwa senjata yang digunakan tersebut mampu menghancurkan target nyata atau divalidasi.
Jika penenggelaman Sao Paulo benar-benar dilaksanakan, ini akan menjadi akhir tragis bagi kapal yang pernah menjadi kebanggaan armada AL Brasil tersebut, meskipun kapal ini sering bermasalah selama kariernya.
Pada tahun 2004, sistem ketapel uap kapal meledak yang menewaskan seorang pelaut. Kapal membutuhkan perombakan besar-besaran selama lima tahun pada 2005-2010.
Lalu kebakaran fatal kembali terjadi pada tahun 2012, menuntut lebih banyak peningkatan dan semakin mengurangi waktunya beroperasi mengarungi samudra.
Pada September 2019, Kementerian Pertahanan Brasil telah memulai proses pelelangan kapal induk uzur tersebut, setelah memutuskan menonaktifkan dua tahun sebelumnya.
Berdasarkan sejarahnya, kapal induk ini adalah milik Angkatan Laut Prancis bernama Foch, yang mulai berdinas sejak 1963. Ini merupakan kapal induk kedua dari kelas Clemenceau dan tetap beroperasi di AL Prancis hingga tahun 2000.
Brasil membeli kapal itu pada tahun yang sama dengan harga hanya 12 juta dolar AS, untuk menggantikan posisi kapal induk Minas Gerais (eks HMS Vengeance milik AL Inggris) yang beroperasi dari tahun 1960 hingga 2001.
Pensiunnya Sao Paulo sendiri meninggalkan nasib ketidak pastian bagi jet tempur berbasis kapal induk AF-1 Skyhawk (julukan khusus A-4 Skyhawk versi Brasil).
Pada April tahun 2022 lalu, perusahaan kedirgantaraan Embraer menyelesaikan kontrak modernisasi untuk tujuh AF-1 Skyhawk. Terdiri dari lima kursi tunggal dan dua versi tandem.
Dengan nonaktifnya Sao Paulo, ketujuh AF-1 Skyhawk tersebut saat ini harus beroperasi dari pangkalan darat di São Pedro da Aldeia, milik AL Brasil.
Sebagai flagship pengganti Sao Paulo, AL Brasil telah mendapatkan kapal induk pengangkut helikopter eks AL Inggris (HMS Ocean) pada tahun 2018 dengan harga sekitar 115 juta dolar AS.
Kapal tersebut dinamai Atlantico.
-RBS-