Pakar militer Rusia jelaskan mengapa AS ragu kirim drone intai serang Grey Eagle ke Ukraina

MQ-1C Gray EagleUS Army

AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Tahun lalu, sekelompok Senator Amerika Serikat (AS) mengirim surat kepada Kepala Pentagon Lloyd Austin yang meminta AS untuk mengirimkan drone MQ-1C Grey Eagle ke Ukraina.

Namun, permintaan ini ditolak dengan alasan yang tidak dijelaskan. Pertanyaannya, mengapa drone intai serang canggih ini tak disertakan dalam bantuan militer AS lainnya.

Pakar militer Rusia Dmitry Drozdenko baru-baru ini mengatakan bahwa kendaraan udara tak berawak atau drone semakin menjadi sasaran sederhana bagi sistem pertahanan udara Rusia.

Itulah sebabnya, akhirnya AS menolak untuk menyediakan drone MQ-1C Grey Eagle kepada Ukraina, seperti dilansir EurAsian Times (28/1).

Pada November 2022, CNN melaporkan bahwa AS sempat berniat menurunkan versi MQ-1C untuk dikirimkan ke palagan Rusia-Ukraina.

Laporan tersebut mengatakan bahwa sebelum dikirim ke Ukraina, komponen elektroniknya yang sensitif akan dilepas terlebih dahulu.

Ini termasuk komponen seperti sistem synthetic aperture radar/ground moving target indicator (SAR/GMTI) dan bagian dari komponen pendukung Electronic Intelligence (ELINT).

Meskipun dipahami bahwa teknologi sensitif akan dihapus dari drone, ada kekhawatiran MQ-1C Grey Eagle dapat jatuh ke tangan Rusia dan takut teknologi rahasianya terungkap.

Dmitry Drozdenko menyatakan, mengapa Grey Eagle tidak dikirim karena mereka tidak berguna , seperti halnya drone Bayraktar TB2.

Ditambahkan, drone Bayraktar TB2 efektif pada awal konflik sampai Moskow menemukan cara yang tepat untuk melumpuhkannya.

“Anda tidak mendengar apa pun tentang Bayraktar TB2 sekarang, dan Grey Eagle sama dengan Bayraktar TB2, hanya sedikit lebih baik”, jelas Dmitry Drozdenko.

Mengenai MQ-1C Grey Eagle, drone ini diproduksi oleh perusahaan General Atomics dan merupakan versi upgrade dari drone Predator yang banyak digunakan oleh militer AS di Irak dan Afghanistan.

Drone memiliki panjang 26 m dan lebar 52 m dan dapat membawa muatan 360 kg, dengan berat lepas landas maksimum (MTOW) 1.633 kg.

Kecepatan maksimumnya 309 km/jam, ketinggian terbang hingga 8.800 m dan memiliki daya tahan di udara selama 25 jam.

MQ-1C Gray Eagle dibekali Sistem Penargetan Multi-spektral (MTS) AN/AAS-52 yang di tempatkan di bawah hidungnya.

Hal ini memungkinkannya untuk mengenali target dan segera meluncurkan rudal AGM-114 Hellfire dalam segala kondisi cuaca dan situasi pencahayaan rendah sekalipun.

-RBS-

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *