AIRSPACE REVIEW (airspa ce-review.com) – Prototipe drone tempur generasi kelima Amerika Serikat, Fury, yang dibuat oleh Blue Force Technologies (BFT) dan Laboratorium Penelitian Angkatan Udara (AFRL) telah selesai menjalani uji mesin di darat.
BFT dan AFRL melakukan pengujian ini dengan fokus pada sistem flowpath propulsi komposit serat karbon baru yang akan menggerakkan drone tempur ini nantinya.
Tes ini untuk mendukung uji coba darat dan terbang militer Fury dengan memanfaatkan data yang dihasilkan melalui rekayasa dan analisis digital.
Informasi yang dikumpulkan dari pengujian ini digunakan untuk memvalidasi metode komputasi dalam pengembangan pesawat masa depan.
“Pada pesawat tempur tanpa awak seperti Fury, integrasi jalur aliran propulsi yang tepat adalah pendorong desain paling signifikan untuk keseluruhan kendaraan,” jelas Presiden BFT Scott Bledsoe dalam keterangannya.
Dijelaskan bahwa sebelum membangun pesawat uji terbang, pihaknya dapat memprediksi dengan benar interaksi antara komponen jalur aliran propulsi dengan mesin buatan Williams International yang akan digunakan.
Diketahui, sebuah perusahaan kedirgantaraan dan pertahanan yang berbasis di North Carolina, Blue Force Technologies, sedang mengembangkan prototipe drone tempur generasi ke-5 berperforma tinggi.
Pengembangan pesawat ini merupakan bagian dari Program Bandit AFRL.
Kendaraan udara tak berawak ini nantinya akan digunakan sebagai drpne tempur musuh dalam pelatihan tempur udara Angkatan Udara, Angkatan Laut, dan Korps Marinir AS.
Selain itu, Program Bandit ini juga dapat diadaptasi untuk misi Platform Kolaborasi Otonom (ACP) lainnya.
Setelah melakukan pemilihan mesin pada Juni 2022, tim AFRL dan BFT bekerja untuk menyelesaikan prototipe Fury dan pengujiannya.
Hal ini untuk memastikan pengembangan skala penuh pesawat tempur tanpa awak ini.
-Poetra-