AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Menteri Pertahanan Ukraina Oleksii Reznikov menyatakan, Angkatan Bersenjata Ukraina akan menerima unit pertama seri produksi 2S22 Bohdana 155 mm self-propelled howitzer (SPH) dalam beberapa bulan ke depan.
Kementerian Pertahanan Ukraina pada 27 Januari 2023 telah mengalokasikan dana pembuatan SPH buatan lokal ini untuk digunakan oleh Angkatan Bersenjata Ukraina.
Sebelumnya, sebuah prototipe sistem artileri medan Bohdana telah dilibatkan dalam kondisi pertempuran nyata melawan pasukan Rusia dan telah menunjukkan efisiensi yang tinggi.
Army Recognition pada 30 Juni 2022 melaporkan, prototipe 2S22 Bohdana digunakan untuk menembaki posisi pasukan Rusia yang menguasai Pulau Ular dengan dibantu oleh drone Bayraktar TB2 untuk mengoreksi arah tembakannya.
2S22 Bohdana sepenuhnya dirancang dan diproduksi di Ukraina oleh perusahaan Kramatorsk Heavy Duty Machine Tool Building Plant.
Sistem ini pertama kali diperkenalkan ke publik pada Agustus 2018 dalam parade militer.
2S22 Bohdana dibekali howitzer kaliber 155 mm yang dipasangkan pada truk militer KrAZ-6322 berpenggerak 6X6 buatan lokal.
Howitzernya dapat menembakkan semua munisi standar NATO dengan jarak tembak 42 km bila menggunakan amunisi HEIAP (High-Explosive Incendiary Armor-Piercing) dan hingga 50 km saat menggunakan proyektil berbantuan roket artileri.
Sebagai SPH modern, 2S22 Bohdana dilengkapi dengan sistem pengarahan dan pengendalian tembakan terkomputerisasi, kalkulator balistik, sistem peletakan senjata otomatis, dan sistem navigasi satelit.
2S22 Bohdana diawaki lima orang termasuk pengemudi.
Kendaraan dapat melaju hingga kecepatan tertinggi 80 km/jam dengan daya jelajah mencapai 1.000 km.
-RBS-